Mohon tunggu...
Digital Education
Digital Education Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Menulis untuk mengingat apa saja yang pernah dibaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Duka Mendalam Warga Turki Akibat Gempa 7,8 SR yang Mengguncang pada 6 Februari 2023

7 Februari 2023   10:00 Diperbarui: 7 Februari 2023   10:07 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Geologinesia

Negara Turki dengan nama resmi Republik Turki, merupakan negara kesatuan dengan sistem presidensial dan bentuk negara Republik Konstitusionalyang berada di Kawasan Eurasia. Wilayah negara Turki terbentang dari semenanjung Anatolia di Asia Barat Laut sampai daerah Balkan di Eropa Tenggara. Secara astronomis, Turki memiliki luas wilayah 783.562 kilometer persegi serta terletak pada 33 -- 43 derajad Lintang Utara dan 25 -- 45 derajad Bujur Timur. Turki memiliki batas wilayah, yaitu sebelah utara berbatasan dengan laut hitam, di sebelah barat laut dengan negara Bulgaria, sebelah barat dengan negara Yunani dan Laut Aegea, di sebelah timur laut berbatasan dengan negara Georgia, di sebelah timur berbatasan dengan negara Azerbaijan, di sebelah barat dengan negara Iran, di sebelah tenggara dengan negara Irak dan Suriah, serta di sebelah selata dengan Laut Mediterania. Turki juga dikenal dengan negara transkontinental (transbenua), dimana laut Marmara yang meruakan wilayah dari Turki dijadikan sebagai penanda batas wilayah antara benua Asia dan Benua Eropa.

Wilayah Turki sering terjadi gempa. Hal ini dipengaruhi oleh posisi negara ini yang membentang dari semenanjung Anatolia, yang merupakan jalur gempa yang tergolong paling aktif di dunia. Wilayah Turki. Pada wilayah Turki terdapat dua patahan di Lempeng Anatolia., yaitu Lempeng Anatolia Utara dan Lempeng Anatolia Timur. Lempeng Anatolia Utara membentang antara lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia di sebelah utara daratan Turki. Sedangkan Lempeng Anatolia Timur membentang sepanjang Lempeng Arab sampai bagian tenggara Turki. Pergerakan dan pergeseran di Patahan Anatolia Timur ini yang diduga oleh ahli gempa menjadi penyebab gempa di Turki.

Patahan Anatolia Timur merupakan patahan celah lurus (strike-slip-fault) yang berupa lempeng bebatuan yang solid bergerak ke atas dan saling berlawanan di sepanjang garis vertikal patahan. Gerakan saling berlawanan di sepanjang garis vertikal patahan ini mengakibatkan tekanan hingga salah satu lempeng tergelincir dalam gerak horizontal. Gerakan horizontal yang ditimbulkan akan menghasilkan tekanan yang sangat besar dan luar biasa yang mampu memicu terjadinya gempa dengan kekuatan yang besar. Patahan Anatolia Timur memiliki Panjang sekitar 700 km dan berada diantara lempeng Anatolia dan Arabian. Patahan Anatolia Timur ini juga berada dekat dengan Lipatan Bitliz-Zagros dan Lipatan Kaukasus.

Pada hari Senin, 06 Februari 2023, wilayah Turki Kembali diguncang gempa. Gempa yang mengguncang Turki dengan kekuatan 7,8 SR dan berpusat di Turki bagian Tenggara, dekat dengan perbatasan Suriah ini telah menimbulkan banyak korban jiwa. Gempa yang terjadi menyebabkan kehancuran Sebagian bangunan yang ada di wilayah Turki. Hal ini disebabkan kekuatan gempa yang besar dan berada di wilayah berpenduduk. Dilansir dari AFR, factor lain yang menyebabkan gempa itu merenggut banyak korban jiwa karena waktu kejadian, lokasi kejadian, posisi garis patahan yang relative tenang, dan lemahnya konstruksi bangunan yang runtuh. Gempa pada Senin, 06 Februari 2023 di Turki terjadi di sepanjang patahan Anatolia Timur yang merupakan penyebab utama gempa di negara ini. Menurut data yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, patahan Anatolia Timur tidak memiliki gempa berkekuatan lebih dari 7 SR sejak abad ke-20.

David Rothery,  ahli dari Open University menyatakan bahwa awal terjadinya gempa yang terjadi di Turki pada Senin, 06 Februari 2023 diduga adanya retakan awal pada kedalaman yang rendah yang menghasilkan getaran di permukaan yang rendah, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan jika gempa berada di kedalaman yang lebih dalam pada magnitude yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun