Mohon tunggu...
Digital Education
Digital Education Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Menulis untuk mengingat apa saja yang pernah dibaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Gelombang Otak Delta yang Dihasilkan oleh Otak dan Pengaruhnya pada Aktivitas Kita

9 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 9 Oktober 2022   16:36 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelombang Delta merupakan gelombang yang dihasilkan oleh otak yang memiliki frekuensi paling rendah (0,5 -- 4 Hz) dan cepat rambat gelombang yang lambat. Gelombang delta dapat timbul pada kondisi sedang tertidur nyenyak tetapi tidak dalam keadaan bermimpi atau saat sedang melakukan meditasi. Gelombang delta lebih banyak muncul pada bayi dan anak kecil. Gelombang dela juga berpengaruh pada aktivitas tubuh yang terjadi tanpa disadari.

Gelombang delta memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, dimana gelombang ini:

  • Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan HGH (Human Growth Hormone). Pelepasan hormone HGH akan merangsang terjadinya regenarasi sel pada proses anti aging, sehingga dapat membuat awet muda serta berperan penting dalam proses penyembuhan pada saat sakit. 
  • Memicu munculnya perasaan empati. Perasaan empati yang dapat terpicu oleh aktivitas Gelombang Delta bisa mencapai tingkat yang ekstrim.
  • Menimbulkan perasaan santai, rileks, tenang, dan bahagia serta dapat meningkatkan imunitas. 
  • Mengatur kinerja sistem pencernaan dan jantung.
  • Mempertajam intuisi
  • Meningkatkan daya tahan tubuh dengan melepaskan stress
  • Meningkatkan kemampuan spiritual. Gelombang delta dianggap sebagai gelombang otak yang berperan besar dalam hal yang berhubungan dengan aktivitas spiritual seperti astral projection.

Selain memiliki manfaat yang sangat besar, akan tetapi gelombang delta juga dapat memberikan dampak negatif pada tubuh apabila aktivitasnya terlalu tinggi, diantaranya adalah menyebabkan gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Bagi orang yang pada kondisi tertidur sering mengigau atau tidur berjalan (dalam Bahasa jawa: ngelindur) disebabkan adanya peningkatan aktivitas gelombang delta yang dominan. Orang yang memiliki riwayat cedera otak dapat meningkatkan dominasi gelombang delta pada saat kondisi sadar, sehingga akan mengalami kesulitan melakukan aktivitas yang membutuhkan kesadaran atau konsentrasi tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun