Ilustrasi Kelumpuhan Tidur (Sleep Paralysisi) (Sumber: youtube.com)
Banyak orang-orang yang mengartikan kejadian kelumpuhan (sleep paralysis) atau di masyarakat lebih dikenal dengan istilah ketindihan berkaitan dengan makhluk halus yang sedang berada di sekitar kita atau bahkan sedang berada di atas tubuh kita. Secara medis, kelumpuhan tidur (Sleep Paralysis) merupakan jenis parasomnia, yatu sekumpulan gangguan tidur yang menyebabkan suatu kejadian atau pengalaman tidak diinginkan yang terjadi saat kondisi seseorang baru tertidur, sudah terlelap, atau saat terbangun dari tidur. Pada kondisi ini tubuh tidak bisa digerakkan, kecuali berkedip dan bernafas. Kondisi ini diyakini akibat terganggunya fase tidur REM (Rapid Eye Movement). . Kelumpuhan tidur diklasifkasikan menjadi 2 (dua), yaitu: (1) Kelumpuhan tidur terisolasi (ISP) dan (2) Kelumpuhan tidur terisolasi berulang (RISP). Penyebab terjadinya sleep paralysis berdasarkan peelitian yang dilakukan oleh Cuberlas (2011):
- Kurang tidur
- Kondisi mental yang tidak stabil
- Tidur dalam posisi telentang
- Penyalahgunaan zat kimia
- Efek samping konsumsi obat tertentu, sepeti ADHD dan narkotika
- Faktor genetika
- Memilik masalah tidur lain
Kelumpuhan tidur bisa merupkan pertanda narkolepsi (serangan tidur mendadak tanpa adanya gejala mengantuk), apnea tidur (tidur mendengkur), kecemasan, atau depresi. Jenis-jenis sleep paralysis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh American Sleep Association (ASA) pada tahun 2005 dengan menggunakan Waterloo Unusual Sensory Experiences Surey:
- Intruder. Kondisi sleep paralysis yang terjadi dengan ditandainya perasaan takut dan cemas, adanya kehadiran roh halus, halusinasi auditory dan halusinasi visual
- Incubus. Kondisi sleep paralysis yang disertai dengan sesak nafas, perasaan tertekan di daerah dada, dan rasa nyeri fisik lainnya.
- Unusual Bodily Experiences. Kelumpuhan tidur jenis ini ditandai dengan perasaan seseorang dimana measa arwahnya seolah sedang tertarik keluar dari tubuhnya.
Kelumpuhan tidur yang diiringi dengan halusinasi seram dan perasaan takut atau cemas yang sangat besar, menyebabkan seseorang akan menafsirkan pengalaman tersebut sebagai mimpi seolah melihat objek yang tidak akal dalam pandangan kasar seseorang. Yang bisa dilakukan saat mengalami sleep paralysis, yaitu dengan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan dengan keras serta memaksa tubuh untuk bergerak sebagai bentuk perlawanan. Aktivitas yang harus dihindari jika Anda sering mengalami Sleep Paralysis:
- Suka begadang hingga larut malam dan kurang tidur cukup
- Merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol serta narkotika
- Berolah raga secara teratur dan membiasakan hidup sehat
- Menghindari makan sebelum tidur
Sebelum tidur hendaknya melakukan latihan pernafasan atau melakukan aktivitas yang menyenangkan agar mampu menurunkan tingkat kecemasan yang dapat menjadi salah satu pemicu kelumpuhan tidur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H