Berawal dari Rama yang pada tahun 2010 bertemu dengan Aidra di suatu tempat di Kemang, lalu mereka berdua berdiskusi panjang mengenai musik dan saling menemukan kesamaan di diri masing-masing. Lalu, suatu saat Rama ada panggilan untuk tampil membawakan lagu R & B dan lagu-lagu mashup yang sebenarnya adalah musik yang tidak Rama sukai, namun pada akhirnya Rama mengambil job tersebut, akan tetapi Rama belum memiliki kepercayadirian untuk tampil maka diajaklah Aidra. Awalnya memang saat mereka baru ber-2 sebenarnya ini cuma projek 'iseng-iseng', akan tetapi mereka berpikir untuk membawa musik Midnight Quickie ke tahap yang lebih jauh. Mereka melihat trend yang sedang booming di market musik electric yaitu EDM atau Electronic Dance Music, maka mereka membawa musik Midnight Quickie ke arah EDM. Setelah berpikir panjang untuk mengembangkan musik EDM yang unik dan lebih hidup, maka mereka mengambil keputusan untuk menambah personil posisi vokalis, maka dipilihlah Tami untuk menyanyi bahasa Indonesia di musik-musik Midnight Quickie. Wawancara ini juga menjelaskan dengan terperinci mengenai gimmick Midnight Quickie di panggung, kejadian aneh di kota Palu, keinginan Tami untuk menghadirkan visual wayang oleh Sudjiwo Tedjo dalam musik Midnight Quickie, dll. Kamu bisa menyaksikan video wawancara ini secara lengkap pada tautan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H