Mohon tunggu...
Digda MY Yaasin
Digda MY Yaasin Mohon Tunggu... -

Hanya seorang rakyat kecil yang ingin mengemukakan pendapat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rapatkan Barisan Bangsa Indonesia

24 April 2017   21:21 Diperbarui: 25 April 2017   07:00 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat situasi bangsa saat ini bukan tidak mungkin banyak yang nyinyir bahwa begitu gampangnya Indonesia disetir dengan isu SARA. Keberhasilan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta kali ini memang melegakan tapi juga menyedihkan. Bagi penduduk pemilih pemenang wajar jika merasa kemenangan ini dapat dibanggakan. Tapi bagi penduduk pemilih yang kalah, beberapa penduduk akan terasa menyakitkan walaupun itu sebentar.  Media asing pun ikut mengompori Indonesia seolah-olah Indonesia memang dalam kondisi yang memprihatinkan dalam berdemokrasi. Tapi setidaknya sebagai bangsa yang besar Indonesia wajib menjaga dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Ketidaktahuan akan Pancasila akan menjadi kunci untuk melakukan pengerusakan moral oleh kelompok (oknum)  tertentu demi memenangkan tujuan sifat rakusnya.

Dari sini penulis ingin menyampaikan pesan bahwa kita perlu rapatkan barisan bahwa tidak usah lagi kita mempermasalahkan hal yang sudah terjadi. Mungkin lebih baik mengintropeksi diri bahwa seberapa besar kita memahami Pancasila itu sendiri. Karena Pancasila merupakan ideologi yang terbukti sesuai dengan ajaran agama manapun yang diakui di Indonesia mengajarkan kita untuk berpikir dan berbuat yang bersifat positif.

Dengan begitu mungkin kita tidak akan terpengaruh oleh isu SARA yang dilontarkan oleh oknum-oknum tertentu, karena secara agama dan secara Pancasila sudah terdapat ajaran bahwa kita tidak boleh memiliki pikiran negatif. Dengan demikian baik itu isu media asing yang mengompori kita dan oknum-oknum tertentu yang mengompori isu SARA kepada kita menjadi tidak berefek, karena kepositifan cara berfikir kita akan menjadikan kita sebagai bangsa yang adil dan beradap.

Namun dalam sejarah yang sudah berjalan bahwa kemakmuran dan ketentraman suatu bangsa akan mengundang bangsa lain yang ingin menghancurkan dan menguasai kehidupan yang indah itu. Jadi beruntunglah bangsa Indonesia memiliki Pancasial, gunakan Agama dan Pancasila sebagai tameng dan benteng dari pengerusakan persatuan dan isu non toleransi dari oknum-oknum tertentu.

Terakhir dari penulis ijinkan menyampaikan pesan Presiden Jokowi dalam situs setkab.go.id, ''Semua perbedaan itu, tegas Presiden, tidak harus diseragamkan, tidak juga harus ditiadakan dan bahkan dilenyapkan.''

“Namun, semua perbedaan dan keragaman itu justru harus diikat oleh tali-tali persaudaraan, tali-tali kebersamaan, dan tali- tali persatuan di negara kita Indonesia,” tutur Presiden. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun