Mohon tunggu...
Difa Ramadhanti
Difa Ramadhanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Indonesia

Masih belajar dan terus berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dekat Tradisi "Makan Bersama" ala Masyarakat Minangkabau

2 Maret 2021   21:31 Diperbarui: 2 Maret 2021   22:50 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Makan Bajamba merupakan salah satu tradisi makan bersama yang terkenal di masyarakat Minangkabau. Jamba sendiri memiliki arti yaitu wadah atau tempat untuk menaruh nasi dan lauk. Jamba ini adalah sebuah talam atau nampan yang berbentuk lingkaran. Jadi, Makan Bajamba dalam bahasa Indonesia artinya 'makan dengan jamba (wadah)'. Selain menggunakan talam, Makan Bajamba bisa juga menggunakan sehelai daun pisang yang tentu saja sudah dibersihkan terlebih dahulu.

Biasanya tradisi Makan Bajamba ini dilaksanakan ketika ada agenda-agenda penting seperti hari-hari besar agama Islam, pesta, upacara adat, ataupun hari-hari penting lainnya.

Pada umumnya, Makan Bajamba dilaksanakan secara berkelompok yang satu kelompoknya berisi 5-7 orang. Kelompok-kelompok kecil ini duduk bersama berjejeran di satu tempat yang sama sambil mengelilingi jamba (talam atau wadah) yang sudah berisi nasi lengkap dengan lauk pauknya.

Tradisi Makan Bajamba ini tidaklah se-simple 'makan bersama' seperti yang kita ketahui. Makan Bajamba ini memiliki sebuah aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan semua orang yang mengikutinya. Lalu, apa saja peraturannya?

Pertama, jika di dalam kelompok ada orang yang lebih tua dari kita, maka dahulukanlah mereka. Jika mereka sudah menyantap makanannya, barulah kita boleh menyantap makanan tersebut. Kedua, gunakanlah tangan kanan untuk mengambil nasi serta lauknya lalu tadahkan tangan kiri ketika menyuapkan makanan ke dalam mulut. Hal ini berguna agar jika ada serpihan-serpihan nasi yang jatuh tidak masuk ke dalam jamba (talam atau wadah). Ketiga, yaitu menghabiskan makanan yang sudah disediakan. Sebab apa yang sudah disediakan maka itu menjadi milik kita dan kita berhak dan memiliki kewajiban untuk menghabiskannya. Yang terakhir, yaitu posisi duduk yang benar. Ketika Makan Bajamba, kita harus duduk dengan posisi yang benar, yakni jika perempuan alangkah baiknya duduk bersimpuh sedangkan yang laki-laki duduk bersila.

Jika kita perhatikan, Makan Bajamba ini memiliki sebuah makna kebersamaan. Hal ini terlihat dari kebersamaan yang terjalin ketika Makan Bajamba dilaksanakan. Dengan adanya kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang, membuat hubungan antar sesama semakin erat dan menumbuhkan rasa kerukunan. Selain itu, tidak adanya perbedaan kasta dalam pembagian kelompok menunjukkan bahwa siapapun berhak untuk mengikuti tradisi ini tanpa adanya diskriminasi dari segi jabatan, pekerjaan, kekayaan, dan sebagainya. Makan Bajamba juga mengajarkan kita bagaimana cara menghargai orang yang lebih tua. Dan juga Makan Bajamba mengajarkan kita adab makan yang sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun