Mohon tunggu...
Windra Putranto
Windra Putranto Mohon Tunggu... profesional -

Speak Kindly Love Generously

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia, konsep gagal sistem pendidikan peringkat terakhir dunia.

26 Mei 2016   11:05 Diperbarui: 26 Mei 2016   11:27 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi semua insan manusia. Agar dapat menikmati pendidikan, sudah selayaknya pendidikan harus didorong menjadi gerakan semesta yakni melibatkan semua pihak dan seluruh elemen bangsa.

Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar ke empat di dunia namun dalam laporan pendidikan landmark dari 50 negara maju dan berkembang, Indonesia berada pada peringkat terakhir. Untuk sebuah negara yang telah mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan yang stabil 5 sampai 6 persen dan digolongkan sebagai negara berpenghasilan menengah menurut data World Bank, hal tersebut sangatlah menyedihkan.

Mengapa Indonesia menduduki peringkat terakhir?

Jawabannya, seperti yang sering terjadi pada negara-negara berkembang, Indonesia masih mencari jati diri dengan mencari pijakan sebagai negara demokrasi, terlalu banyak celah transaksional dan lemahnya law enforcement sehingga terlalu banyak korupsi. Bahkan lebih tragis, dana pendidikan tersebut ada namun berakhir di kantong PNS yang korup bukan di ruang kelas belajar-mengajar, yang justru mematikan pendidikan generasi selanjutnya.

Beberapa fakta mengejutkan tentang sistem pendidikan di Indonesia termasuk :

  • Hanya sepertiga dari 57 juta pelajar Indonesia yang mengikuti pendidikan dasar secara lengkap sampai akhir (SD-SMP-SMA)
  • Ahli pendidikan mengatakan kurang dari setengah guru memiliki kualifikasi minimum untuk mengajar dengan baik dan ketidakhadiran guru berada di sekitar 20 persen. Banyak guru yang bekerja di luar kelas untuk meningkatkan pendapatan mereka.
  • Indonesia Corruption Watch mengklaim sangat sedikit sekolah yang bersih dari korupsi, penyuapan atau penggelapan sekitar 40 persen dari anggaran mereka tersedot sebelum mencapai kelas.
  • Sistem pendidikan di Indonesia tidak mendorong independen, pemikiran kreatif tetapi lebih memfokuskan pada belajar dengan hafalan. Dengan disiplin yang ketat dan sedikitnya penghargaan mengakibatkan generasi muda tidak dapat bebas berekspresi sehingga merasa terbebani dalam menempuh pendidikan .

Sistem pendidikan di beberapa daerah pedalaman di Indonesia, termasuk di Mentawai ditandai dengan banyak fakta-fakta di atas. Seringkali sekolah ditutup karena tidak ada guru untuk mengajar. Bahan dan peralatan yang tidak memadai dan jauh dari teknologi dengan guru yang tidak memiliki kualifikasi yang mumpuni.

Keberhasilan masa depan suatu bangsa dan negara tergantung pada generai muda hari ini dan pendidikan yang mereka akses. Pendidikan merupakan hal terpenting bahkan pada masyarakat termiskin di dunia.

Kita sadari bersama, bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab semua pihak diantaranya pemerintah, lembaga pendidik (sekolah) dan seluruh masyarakat, karenanya pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah program semata. Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat, untuk bergerak. Masyarakat merasa memiliki, pemerintah memfasilitasi, dunia bisnis peduli dan organisasi masyarakat (LSM) mengawasi.

Berbeda dengan sekedar "program" yang hanya terbatas pada kegiatan saja atau seremonial belaka, sebuah " gerakan " justru ingin menumbuhkan rasa memiliki pada semua kalangan, sehingg semua pihak peduli dan handarbeni (punya rasa memiliki) terhadap problematika pendidikan supaya semua bersedia menjadi bagian dari ikhtiar untuk menyelesaikan masalah di dunia pendidikan saat ini.

Bagaimana cara Indonesia keluar dari problematika pendidikan?

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan sebagai gerakan semesta :

  • Memperkuat law enforcement dengan menindak tegas pelaku korupsi termasuk di sektor pendidikan tanpa memandang bulu, menutup segala kemungkinan celah transaksional pada sektor pendidikan. Memberikan beasiswa penuh kepada generasi muda untuk menyelesaikan pendidikan dasar (SD-SMP-SMA).  Dan hal ini sangat rentan, sehingga membutuhkan partisipasi seluruh elemen bangsa untuk saling mengawasi.
  • Seluruh unsur pendidik dan tenaga kependidikan harus tetap pada visi dan misi sekolah dengan baik. Ki Hajar Dewantara menyebut istilah sekolah dengan "Taman". Taman adalah tempat belajar yang menyenangkan. Anak datang ke taman dengan senang hati, berada ditaman dengan senang hati pula dan pada saat ia harus meninggalkan taman maka anak akan merasa berat hati.
  • Meningkatkan kualitas hidup guru, baik kualifikasi, penghargaan dan gaji yang memadai sehingga para guru memiliki komitmen dan konsentrasi penuh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan memikirkan makan apa besok.
  • Mengubah sistem pendidikan yang mengedapankan inovasi , kreatifitas, dan menyenangkan dengan karakter pembelajaran yang relevan sehingga pelajar bebas berekspresi, tidak terpenjara dalam kurikulum hafalan yang membosankan dan membebani mereka.
  • Mengajak peran serta aktif seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai macam latar belakang pendidikan dan pekerjaan untuk ikut serta mengajar, berbagi pengalaman dan bercerita tentang pekerjaan mereka seperti halnya komunitas kelas inspirasi dan indonesia menagajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun