Terdiam dan termenung dalam ruang kosong, memecah sebuah kebisingan dalam imaji keduniaan. Aku terhenti sejenak oleh waktu mencoba menggugat sebuah ketetapan Illahi "kenapa terjadi, kenapa bukan aku?" sebuah jawaban yang tersimpan suci di Lauhul Mahfudz. Hingga kini ku coba kembali dalam keadaan fitrawi kemanusiaanku karena ku yakin kau berada dalam kesucian sebagaimana layaknya kau adalah manifestasi Cinta Sang Pemilik Cinta, dalam perjalanan waktu ku hanya mendapatkan sebuah ilusi keduniaan yang membuatku tersadar bahwa aku sangat menikmati dalam mencintaimu karena ku tahu hinanya diriku dalam dunia ini. Kadang ku ingin bertanya sedang apa kau disana? Tapi semua itu hanya bisa dibisikkan oleh hati yang dikotori oleh ego kemanusiaan. Ku berdoa sekiranya Allah dapat memberikanku sebuah kesempatan ku amat ingin bercerita tentang apa yang ku alami saat ini walaupun itu hanya dalam mimpi. Semoga kita bisa bertemu dalam alam cinta sejati Allah SWT. Amiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H