Mohon tunggu...
Dini Rahmadani
Dini Rahmadani Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang manusia biasa yang ingin menjadi luar biasa. Mengabdikan diri untuk nusa dan bangsa. Bergabung dengan kompasiana, untuk mewujudkan cita2 bersama... untuk lebih lengkapnya, kunjungi saya di http://inid288.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pilihan Tersulit

19 September 2010   09:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:07 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku takut, aku bingung tuk melepaskan pelatuk dari pistol yang sudah aq pegang. Pelatuk sudah aq tarik, tapi aq bingung harus menembak ke arah dan sasaran yang mana. ????? Ada dua sasaran, yang satu dekat yang satunya lagi jauh. Aku sadar, bila pelatuk dah di tarik, tak mungkin lagi dibatalkan. Itu artinya, aku harus menembak ke salah satu sasaran tersebut. Tapi, aku harus menembak ke sasaran yang mana ya???

Kalo ke sasaran yang dekat, aku yakin peluru ini bisa sampai ke sasaran tanpa hambatan. Sebaliknya, menembak ke sasaran yang jauh, aku takut peluru ini tidak sampai tuk menjangkaunya, alias hilang di tengah jalan.

Aq bingung tuk mengarahkan peluru ini dan menembakkan peluru kesalah satu sasaran. Aku tak tau, mana diantara kedua sasaran ini yang bersedia tuk ditembak. Manakah yang terbaik diantara yang baik ????. Hmm, aku bingung nih harus menembak ke sasaran mana.

Sulit bagiku tuk menentukannya. Aku pernah merasakan sakitnya kena tembak oleh peluru yang salah sasaran. Aku tak ingin kejadian itu terjadi pada sasaran ku, aku tak mau...............

Aku tak ingin menyakiti sasaranku setelah kena tembak. Bagaimana ya cara menembak tapa harus menyakiti sasarannya. Di bagian mana ya, peluru ini harus ditancapkan tanpa rasa sakit?
Aku tak ingin sasaranku mati setelah aku tembak, aku ingin dia tetap hidup, karena sasaran ini akan ku jadikan teman yang setia menemaniku dan menuntunku ketika hidup di dunia dan juga di akhirat.

Peluru yang ada di pistol ini cuma satu. Jadi aq harus dapat menembakkan peluru ini ke sasaran
yang tepat. Inilah kesempatan terakhirku untuk menembak.Orang yang menjual peluru banyak, tapi aq tak akan mampu dan tak yakin tuk mendapatkan atau membeli peluru tersebut. Kalaupun suatu saat ku mampu mendapatkan sebuah peluru lagi, dah pasti sasaran yang ada sekarang ditembak pemburu yang lain.

Ya Allah, berilah petunjukmu. Tanganku tak kuat lagi tuk memegang pelatuk pistol ini............ Aku tau, apapun yang ku lakukan, semuanya atas se ijinmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun