Dalam lelah ku melangkah, Menyusuri setiap bentuknya yang menguntai, Dipanggilnya kereta, Dalamnya ku tak tahu siapa.
Namun ia menyapa, Dengan asa yang ku bawa, Melukisnya cita yang hangat, Ku tak berharap itu dia.
Ia tak pernah tampak dalam mimpi, Mungkin saja pernah dalam doa, Aku tak tahu akan menjadi begini, Rupanya Tuhan dengarkan asa.
Ia terlihat abu, lalu berubah biru, Ia memang kaku, tapi hangatnya tak membelenggu, Ku panggil ia cinta, Terimakasih sudah menyapa.
Rupanya ku jatuh cinta, Dengan dia, hadirnya dan  nafasnya, Dengan tatap mata yang hangat dan jemarinya, Dengan sujud dan doa yang selalu terpanjatkannya.
Ditunjukannya aku lingkar pelangi, Nan indah mengundang tawa, Bersamanya banyak cerita, Semuanya berawal dari kereta.
Terimakasih sudah menyapa, dear Someone From The Train.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H