Mohon tunggu...
DIEN PUSPITAWARTI
DIEN PUSPITAWARTI Mohon Tunggu... -

MAHASISWA S1 FKIP UNS kampus VI.... aku tumbuh dengan diri ini sendiri ...ketika aku mencoba bisa,,akupun semakin yakin bhawa tuhan menyayangiku....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran

10 November 2010   02:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 2348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan adalah proses peningkatan kualitas diri yang berlangsung sepanjang hidup. Pembelajaran adalah suatu tahapan yang di lalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran.

Sebagai seorang guru hendaknya bisa menjadi fasilitator dan berupaya secara optimal dalam mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Tentunya sangat berkaitan dengan penggunaan teori pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman maka telah tertuang empat teori pembelajaran, yaitu teori koneksionisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Setiap ini memiliki kelemahan dan kelebihan. Semua itu tercipta karena adanya perubahan zaman dan tuntutan kebutuhan hidup. Teori inipun lama kelamaan mengalami pergeseran menuju arah perbaikan.

Teori Pembelajaran Pada Masa Lalu, Masa Sekarang dan Masa Depan

Teori adalah sekumpulan dalil yang berkaitan secara sistematis yang menetapkan kaitan sebab akibat diantara variable yang saling bergantung. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.. Apapun teori yang dikemukakan yang terpentinga adalah dapat menghasilkan rumusan baru dalam pembelajaran. Keberadaannya dapat membawa perubahan kualitas peserta didik tentunya.

Teori ialah prinsip kasar yang menjadi dasar pembentukan sesuatu ilmu pengetahuan kemudian dasar teori ini yang akan di kembangkan pada ilmu pengetahuan agar dapat di ciptakan pengetahuan baru yang lebih lengkap dan detail sehingga dapat memperkuat pengetahuan tersebut atau berisi pengertian-pengertian yang tadinya belum ada menjadi ada atau bahkan menyempurnakannya.

Teori-teori pembelajaran masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang dapat diklasifikasikan kepada teori yang utama yaitu behaviorisme, kognitifisme, sosial, humanisme, Piaget, Vygotsky, Ausubel, dan konstruktivisme. Untuk lebih jelasnya, disini akan di bahas satu-persatu.

1.Teori Behavioris

Teori behavioris yang diperkenalkan oleh Ivan Pavlov dan dikembangkan oleh Thorndike dan Skinner, berpendapat bahwa pembelajaran adalah berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Teori ini lebih menekankan pada proses pemberian stimulus dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Manipulasi lingkungan sangat diperlukan dalam teori ini agar tercipta perubahan tingkah laku yang diinginkan. Dalam teori ini yang terpenting seorang guru harus mampu mengetahui arakteristik siswa dan lingkungannya agar perubahyan itu dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah merumuskan tujuan belajar secara jelas agar mudah dicapai dan diukur. Secara umumnya memang teori behavioris menyatakan bahwa pengajaran dan pembelajaran akan mempengaruhi segala perbuatan atau tingkah laku pelajar

2.Teori Kognitif

Menurut teori ini belajar adalah pengorganisasian aspek-asek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Teori kognitif pula berpendapat bahwa pembelajaran ialah suatu proses pendalaman yang berlaku dalam akal pikiran, dan tidak dapat diperhatikan secara langsung dengan tingkah laku. Sehingga menekankan pada upaya mengoptimalkan aspek rasional. Secara umum teori in i memiliki cara pandang bahwa pembelajaran lebih menitikberatkan pada proses pembangunan ingatan, pengolahan informasi, emosi dan aspek lain yang bersifat intelektual.

3.Teori Sosial

Teori sosial pula menyarankan teori pembelajaran dengan menggabungkan teori behavioris bersama dengan kognitif. Teori ini juga dikenal sebagai Teori Perlakuan Model. Albert Bandura, seorang tokoh teori sosial ini menyatakan bahwa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan ‘permodelan’. Beliau menjelaskan lagi,  bahwa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan  juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang menarik kepada kepahaman pelajar. Sehingga dalam pembelajaran perlu ada obyek belajar sehingga seorang guru dapat mempraktekkan materinya untuk lebih dipahami siswa dengan obyek tadi.

4.Teori Piaget

prinsip dari teori ini adalah bahwa manusia tumbuh dengan adaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik,kepribadian, sosioemosional, bahasa, kognitif. Menurut teori ini pengetahuan datang melaui proses tindakan. Adapun perkembangan kognitif sebagian besar tergantung pada keaktifan anak memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Secara garis besar tahapan berdasarkan umum yaitu, 0-2 tahun ( sensori motor), 2-7 tahun (praoperasional), 7-11 tahun ( operasional konkret), 11-15 tahun ( operasional formal)

5.Teori Vygotsky

Pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun masih berada dalam jangkauan kemampuannya, atau tugas itu berada dalam Zona Proximal Development. Maksudnya yaitu kemampuan siswa sedikit diatas kemampuan yang sudah dimilikinya. Selanjutnya lebih menekan pada Scaffolding, yaitu memberi bantuan penuh pada anak dalam tahap-tahap awal pembelajaran yang kemudian berangsur dikurangi dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil alih tanggung jawab lebih besar setelah anak dapat melakukannya.

6.Teori Ausubel

Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam  struktur kognitif seseorang. Menurut Ausubel, pemecahan masalah yang sesuai adalah lebih bermanfaat bagi siswa dan merupakan strategi yang efisien dalam pembelajaran. Kekuatan dan makna proses pemecahan masalah dalam pembelajaran sejarah terletak pada kemampuan siswa dalam mengambil peranan pada kumpulannya. Untuk melancarkan proses tersebut maka diperlukan bimbingan secara langsung daripada guru, sama ada secara lisan maupun dengan tingkah laku, manakala siswa diberi kebebasan untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Selanjutnya Ausubel mengatakan bahwa ada dua jenis belajar, yaitu belajar bermakna (meaningfull learning) dan belajar menghafal (rote learning).

7.Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah satu faham bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berasaskan pengetahuan dan pengalaman sedia ada. Dalam proses ini, siswa akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan sedia ada untuk membina pengetahuan baru. Kebanyakan peneliti berpendapat setiap individu membina pengetahuan dan bukannya hanya menerima pengetahuan daripada orang lain. Teori ini menekankan pada siswa untuk mencari cara sendiri untuk setiap penyelesaian masalah. Sehingga dapat ditemukan cara yang sesuai dengan dirinya.

8.TeoriHumanisme

Teori humanis juga berpendapat pembelajaran manusia bergantung kepada emosi dan perasaannya. Teori belajar ditujukan untuk memanusiakan manusia. Oleh sebab itu lebih menekankan pada bagaimana memahami persoalan manusia dari berbagai dimensi. Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam teori ini karena, dalam kegiatan belajar konsekuensinya seorang guru harus mampu menciptakan situasi agar siswa dapat dengan bebas beraktualisasi menemukan prinsip dan konsep serta mencari alternatif.

Berikut banyak sekali hal-hal yang merupakan aplikasi dariteori-teori humanisme, walaupun hanya akan ditampilkan sebagian aplikasi dalam proses pembelajaran. Aplikasi tersebut meliputi: Open education atau pendidikan terbuka, Cooperatif Learning atau belajar kooperatif, independen learning atau pembelajaran mandiri, Student centered learning atau belajar yang terpusat pada siswa.

9.Teori pada Masa yang akan Datang

Kemungkinan besar teori-teori baru yang membawa perubahan itu akan bermunculan dikarenakan kualitas pendidik yang mulai diutamakan untuk membuat dan mengembangkan teori mereka sendiri dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan berbagai perubahan tata nilai, pendidikan harus mampu menciptakan pengalaman-pengalaman baru, baik yang ditata secara sistematis yang merupakan pengalaman belajar secara formal di sekolah maupun yang tidak terstruktur di luar sekolah yaitu dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini, hendaknya pendidikan mampu meningkatkan kemampuan bersikap dan berpikir peserta didik dalam berkreatif, berinovasi serta mengembangkan wawasan yang sangat luas.

Jika siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka pembinan kreatifitaspun akan berjalan dengan baik. Jadi teori pembelajaran pada masa akan datang hendaknya suatu teori yang mampu membuat daya pikir konstruktiv anak dalam belajar dikeluarkan.

Pergeseran Teori- teori Pembelajaran

1.Pergeseran Teori Dari Koneksionisme Menuju Kognitivisme

Pada teori koneksionisme, menunjukkan adanya hukum kesiapan dan pengetahuan yang di dapat bersifat objektif, pasti, tetap.ilmu yang didapat siswa itu sama persis dengan yang diberikan guru, seperti menjiplak tanpa adanya pemrosesan lebih lanjut.Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, teori koneksionisme mengalami pergeseran menuju teori kognitivisme

Teori kognitive mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan sehingga pengetahuan itu bersifatnonobjektif, temporer, serta selalu berubah. Guru memberikan ilmu pengetahuan dan siswa menggali dan memaknai, jadi siswa ikut memprosesnya. Pada teori ini, otakberfungsi sebagai alat menginterpretasi sehingga muncul makna yang unik, sehingga bisa memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari. Jadi, melaui teori ini siswa lebih leluasa memperoleh ilmu pengetahuan dan akan tersimpan setia di memorina karena diperoleh melalui pengalaman.

2.PergeseranTeoriKognitivisme Menuju Teori Kontruktivisme

Teori kognitivisme lebih menmekankan pada aspek rasional yang dimiliki orang dan kemampuan perilaku yang diwujudkan yaitu kemampuan merewspons terhadap stimulus yang dating pada dirinya.

Siswa sudah mulai berinteraksi dengan lingkungannya untuk mendapatkan pengetahuan, sehingga perolehan ilmu akan berbeda-beda, siswa yang pintar akan semakin pintar dna siswa yang kurang pintar akan tertinggal.

Berdasar kelemahan teori ini, maka bergeser menuju teori kontruktivisme. Teori yang populer berkenaan dengan kontruktifisme yaitu teori perkembangan mental Piaget. Berkaitan dengan kesiapan anak yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.

3.PergeseranTeoriKontruktivisme ke Humanisme

Pada kontruktifisme siswa harus aktif mencari pengetahuan sendiri. Penekanan Teori Konstruktivisme adalah proses internal dalam struktur kognitif belajar siswa. Sedangkan Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia.

Konstruktivisme lebih menekankan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembangan siswa belajar mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.

Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa.

Teori ialah prinsip kasar yang menjadi dasar pembentukan sesuatu ilmu pengetahuan yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang lebih lengkap. Apapun teorinya, yang penting dapat merumuskan pembelajaran.. Pada asasnya, teori-teori pembelajaran masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang dapat diklasifikasikan kepada teori yang utama yaitu behaviorisme, kognitifisme, sosial, humanisme, Piaget, Vygotsky, Ausubel, dan Konstruktivisme.

Seiring dengan perkembangan zaman maka telah tertuang empat teori pembelajaran, yaitu teori koneksionisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Setiap ini memiliki kelemahan dan kelebihan. Semua itu tercipta karena adanya perubahan zaman dan tuntutan kebutuhan hidup. Teori inipun lama kelamaan mengalami pergeseran menuju arah perbaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun