Mohon tunggu...
DIEN PUSPITAWARTI
DIEN PUSPITAWARTI Mohon Tunggu... -

MAHASISWA S1 FKIP UNS kampus VI.... aku tumbuh dengan diri ini sendiri ...ketika aku mencoba bisa,,akupun semakin yakin bhawa tuhan menyayangiku....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Pemberani Akan Tetap Hidup

10 November 2010   03:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah bumi yang tidak sayang kita atau bahkan kemungkinan kita yang tidak sayang bumi lagi. Bencana alam terus menimpa tanah ini...silih berganti dan berakhir sedih akan kematian, kerusakan, dan kerugian material beratus-ratus juta. Sadarkah kita bahwa semua yang ada di bumi adalah milik Tuhan?? Yang nantinyapun akn kembali pada tuhan pila..

Indonesia kembali menagis, Indonesia terluka lagi...

Tersentak rasanya mendengar merapi meletus lagi, tidak akan menyalahkan siapapun.. itulah kehidupan bumi. Adakalanya asri dan tenang, ada pula saatnya hancur dan berantakan. Bagi kalian yang membaca tulisanku ini,,,kitalah orang yang masih di beri kasih sayang Tuhan karena sampe detik ini masih di beri keleluasaan untuk menghirup nafas dengan lega dan menikmati semuanya dengan mudah. Apakah pernah kita bayangkan bila bencana itu menimpa kita?? Sungguh ngeri jika terlarut membayangkannya.

Kita tengok sekilas tentang ikon sang Merapi, yang belakangan ini menjadi bintang iklan sebuah minuman dari bran ternama. Mbah Maridjan yang kita kenal sebagai kakek yang bijaksana, yang juga menyandang gelar Mas Penewu Suraksohargo inipun perlu kita contoh keteladanannya. Sebagai kakek yang berprofesi sebagai juru kunci merapi ini sangat gigih dalam menjalankan tugas. Betapa tidak beliau meninggalpun karena tanggung jawab besar yang tetap diemban.

Ketekunan dalam beribadahpun menjadi salah satu penguat mengapa beliau begitu sangat bersahaja. Pribadi yang sederhana yang terpancar membuat banyak orang kagum, dan sangat disayangkan jika beliau pergi dalam keadaan seperti ini. Memang secara logika manusia kebanyakan, sangatlah ekstrim jika tetap bertahan di tempat tinggalnya yang pada saat itu sangat berbahya. Bagai menghadang maut yang sudah dekat. Memang sikapnya seolah bandel dan keras kepala, namun itulah tanggung jawab. Kalopun ada bencana menghadang maka beliaulah orang yang terakhir turun dari merapi... Namun tidak ada yang bisa melawan kehendak Tuhan, itulah takdir kehidupan. Inilah waktu mbah Maridjan purna tugas yang amanah ini, meninggalkan dunia dan segala tanggung jawabnya. Semoga Tuhan selalu menyayanginya di surga nanti. Kesetiaan dan tanggung jawabnya akan selalu menjadi inspirasi kita, meski beliau sudah tak ada namun sosok Mbah Maridjan yang pemberani akan tetap hidup.Selamat jalan Mbah Maridjan, lestari alam ini akan kami jaga dan Merapi akan tetap menghasilkan kemakmuran kehidupan..rumah-rumah yang hancur semoga akan cepat diperbaharui, Masjid yang rusak semoga dapat untuk ibadah lagi, hewan ternak dan hasil bumi akan dapat kita panen dengan bangga. Jerih payah akan tetap menghadang, dan semangat ini akan kami buktikan...!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun