Mohon tunggu...
Dien Makmur
Dien Makmur Mohon Tunggu... -

https://www.facebook.com/senja.d.kintamani

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Meninggalkan Bayangan

25 Agustus 2011   08:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:29 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika galau telah berembrio, lantas menjelma menjadi kegelisahan masihkah menunggu bayangan ketidak pastian? selain kegetiran puisi dan sajak fatamorgana yang terkemas, pastilah ada luka yang tersesap di hela nafas Peta masa lalu jelas terpampang pada cermincermin kebisuan pegang tangan ini, untuk mencari sebuah jawaban perjalanan karena sudah tidak ada yang bisa diharapkan Lihat langit terbungkus awan berarak pesona bintang serta pendar rembulan tak lagi indah terlihat lantas akankah terus diam, ketika pekat malam membunuh nalar sadarlah, karena pagi akan segera tiba Kita bisa menatap setiap larik sinar mentari biarlah tercipta bayangan di belakang punggung : karena semua harapan tentunya ada di depan sana Dien Makmur, 2011 Ilustrasi koleksi Album teman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun