Jika galau telah berembrio, lantas menjelma menjadi kegelisahan masihkah menunggu bayangan ketidak pastian? selain kegetiran puisi dan sajak fatamorgana yang terkemas, pastilah ada luka yang tersesap di hela nafas Peta masa lalu jelas terpampang pada cermincermin kebisuan pegang tangan ini, untuk mencari sebuah jawaban perjalanan karena sudah tidak ada yang bisa diharapkan Lihat langit terbungkus awan berarak pesona bintang serta pendar rembulan tak lagi indah terlihat lantas akankah terus diam, ketika pekat malam membunuh nalar sadarlah, karena pagi akan segera tiba Kita bisa menatap setiap larik sinar mentari biarlah tercipta bayangan di belakang punggung : karena semua harapan tentunya ada di depan sana Dien Makmur, 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H