Mohon tunggu...
Dien Mahdi
Dien Mahdi Mohon Tunggu... Sales - Sampit - Kalimantan Tengah

Jangan Biarkan Waktu Berlalu Begitu Saja!!!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Explore Tanjung Puting National Park-Sekonyer River #Part2

24 September 2020   09:06 Diperbarui: 24 September 2020   09:13 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dien_Mahdi - Poto kenangan kala berpapasan dengan rombongan wisatawan mancanegara

Baru saja kami menyisir sungai dengan kelotok dan sampai pada persimpangan antara Teluk Kumai menuju sungai Sekonyer, kami sudah dibuat rasa haru tak tertahankan. Bagaimana tidak, kami dipertontonkan dengan kemunculan Ikan Pesut, ikan yang menjadi ikon provinsi Kalimantan Timur dapat kami lihat disini. Sangat bersyukur sekali dapat menyaksikannya secara langsung, padahal ikan ini juga sudah terancam punah. 

Kelotok pelan-pelan sudah memasuki sungai sekonyer, disini kami beberapa kali berpapasan dengan kelotok wisatawan  lainnya. Bukan hanya wisatwan lokal, disini sangat banyak kami berjumpa dengan wisatawan mancanegara. Tak ayal sapa menyapa kami lakukan dengan saling melambaikan tangan di kelotok masing-masing.

Tak terasa hari sudah siang, saatnya kami makan. Disini saya merasakan kekeluargaan sangatlah kental sekali, padahal kami di kelotok baru hari ini kenal. Kami semua saling bekerjasa sama membantu "Acil" (Bibi, sebagai koki di kelotok) yang menyiapkan makan. Kami makan dengan lahapnya, dengan view kiri kanan hutan dan suara asri burung dan binatang lainnya diatas aliran Sungai Sekonyer. (pengalaman sangat berharga).

"Amang" (paman) sebagai joki kelotok saya dekati, bukan untuk saya gali informasi (hehe), dari tadi saya lihat asik dengan setirnya dan fokus menatap kedepan agar kami tetap pada jalurnya, kalau diluar jalur bisa-bisa tertabrak kelotok rombongan bule ya kan... berabe pula (haha). Ada-ada saja! 

Semakin jauh kami menyusuri sungai, kembali saya terkagum. Bagaimana tidak, baru kali ini saya melihat jalur sungai ada rambu-rambunya. Wah... semacam jalan raya saja, pikir saya. Asik dengan pemandangan sungai, kami dikagetkan dengan teriakan guide (pemandu wisata) bahwa didepan ada Buaya Capit. Sontak saja membuat seisi kapal berdiri semua ingin melihatnya. Sayang seribu sayang, karena waktu itu saya berada didepan sebelah kanan kelotok sedang Buayanya disebalah kiri, kesempatan langka inipun terlewatkan. Hanya teman-teman saja yang sempat meyaksikan.

Lebih jauh lagi kami berlayar, kami menjumpai pertemuan dua warna air, yang satu berwarna coklat seperti kopi susu satunya lagi berwarna hitam. Sungguh indah kala kami memasuki sungai yang berwarna hitam. Alam terasa begitu Asri. Informasi dari guide, air coklat yang kami lewati barusan merupakan efek dari pertambangan yang ada disekitar Hutan Lindung ini. Pantas saja, sebelum masuk sungai banyak terdapat kapal-kapal pengakut hasil tambang.

Sekitar jam satu siang, kami sampai tujuan, informasi dari guide, yang akan jadi tujuan kami adalah Camp Leakey. Camp Leakey dulunya adalah tempat penelitian mahasiswa yang berasal dari Universitas Colombia, Los Angeles yang bernama Birute MF. Galdikas. Nama Leakey sendiri di ambil dari pembimbing penelitian dia pada saat itu yang bernama Prof. Louis Leakey. Dan saat ini Camp Leaky menjadi tempat rehabilitasi orang utan. (sumber wikipedia).

Sangat bersyukur dapat melakukan perjalanan kali ini, banyak pelajaran dan hikmah yang saya dapat. Kebanyakan orang kala diperjalanan lebih mementingkan dirinya sendiri (egois), padahal jika hal tak diinginkan terjadi, orang yang ada saat inilah yang akan membantu. Dan saat diperjalanan kali ini orang egois tak saya jumpai, hehe.

"Hidup saling bekerja sama dan berbagi kawan, jika kamu terlalu egois hidup aja di hutan"

Bersambung...

Nantikan part 3 (terakhir) saat pengalaman kami berjumpa dengan Binatang Endemik Boreno Orang Utan.

Saya Dien_Mahdi

Salam Lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun