Mohon tunggu...
Diendayu rachma
Diendayu rachma Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

tertarik dengan berbagai topik utamanya ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Subak Bali, Penjaga Ketahanan Pangan dan Ekologi

12 November 2024   12:48 Diperbarui: 12 November 2024   20:03 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Pahlawan bukan sekadar momen mengenang para pejuang yang merebut kemerdekaan, tetapi juga waktu yang tepat untuk menghargai pahlawan-pahlawan lokal yang menjaga keberlanjutan hidup kita saat ini. Di Bali, sistem irigasi tradisional yang dikenal sebagai Subak adalah contoh nyata "pahlawan lokal" yang terus menjaga ketahanan pangan, keseimbangan ekologi, serta nilai-nilai budaya sejak abad ke-8. 

Subak memastikan sawah-sawah tetap produktif, menghidupi komunitas petani, sekaligus melestarikan kearifan lokal yang berakar kuat dalam adat.

Subak bukan sekadar jaringan irigasi. Ia adalah sebuah institusi lokal, sistem yang mengatur distribusi air berbasis nilai gotong royong dan kearifan lokal. Dalam perspektif ekonomi kelembagaan yang dipopulerkan oleh Douglas North, institusi adalah "aturan main" yang mengarahkan perilaku dan interaksi dalam masyarakat. 

Dalam hal ini, Subak berperan sebagai institusi yang efektif, mengelola distribusi air dengan tata kelola berbasis adat, bukan birokrasi pemerintah. Efisiensi Subak terlihat dalam minimnya konflik antarpetani dan biaya transaksi yang rendah karena aturan adat disepakati bersama, mencegah kebutuhan akan izin atau lobi tambahan.

Ekonom Elinor Ostrom, penerima Nobel Ekonomi, mengajukan konsep pentingnya lembaga lokal dalam mengelola sumber daya bersama seperti air dan lahan, yang disebut Common Pool Resources (CPR). Menurut Ostrom, keberhasilan pengelolaan CPR tergantung pada adanya aturan yang jelas, pengawasan komunitas, dan mekanisme sanksi. Subak memenuhi kriteria ini, karena aturan pengelolaan air di dalamnya disusun oleh komunitas, diawasi bersama, dan didukung oleh sanksi adat. Dalam praktiknya, Subak memungkinkan distribusi air secara adil, efisien, dan berkelanjutan tanpa memerlukan intervensi teknokratis.

Keberhasilan Subak menjaga keberlanjutan juga didukung oleh filosofi Tri Hita Karana, yang berarti "tiga penyebab kesejahteraan"---hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), sesama (Pawongan), dan alam (Palemahan). Filosofi ini menekankan bahwa air bukan sekadar sumber daya fisik tetapi juga simbol kesucian, sehingga penggunaannya harus menghormati alam dan komunitas. 

Dengan filosofi ini, Subak mengajarkan bahwa keberlanjutan ekosistem tidak bisa dicapai hanya dengan pendekatan teknis, tetapi juga melalui nilai-nilai budaya yang mendalam.

Penelitian J. Stephen Lansing menunjukkan bahwa Subak menjaga stabilitas pasokan air dan mengurangi konflik antarpetani melalui pembagian air yang adil dan merata. Pendekatan ini memungkinkan keseimbangan sosial dan ekologi yang sulit dicapai oleh sistem irigasi modern yang cenderung hanya fokus pada efisiensi teknis tanpa mempertimbangkan nilai-nilai lokal.

 UNESCO bahkan mengakui keunikan Subak dengan menetapkannya sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2012, sebagai contoh luar biasa dari pengelolaan air berbasis komunitas yang mendukung ekologi dan keberagaman hayati.

Namun, keberlanjutan Subak kini menghadapi tantangan besar. Alih fungsi lahan menjadi area perumahan dan pariwisata terus mengurangi luas sawah di Bali. Menurut laporan Mongabay Indonesia, area persawahan di Denpasar menyusut, berubah menjadi kawasan pariwisata dan pemukiman. Sektor pariwisata memang menggerakkan ekonomi namun, perubahan ini mengancam keberadaan lahan Subak yang sudah ada selama ratusan tahun.

 Untuk mempertahankan Subak, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor pariwisata, seperti program konservasi di Desa Wisata Jatiluwih yang berhasil memadukan pelestarian budaya dengan pariwisata berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun