Mohon tunggu...
Dien Alski
Dien Alski Mohon Tunggu... Sales - Semarang, Rembang, Purbalingga, Banyumas, Kebumen

Melihat, mendengar, membaca, mengamati, kemudian mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ledakan Bom di St Petersburg, Blogger Pro-Kremlin Tewas

3 April 2023   01:20 Diperbarui: 3 April 2023   01:20 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kreasi sendiri.

SEBUAH ledakan bom mengguncang kota St Petersburg, Minggu malam. Menewaskan blogger terkenal Vladlen Tatarsky, pendukung fanatik militer Rusia. Ini kali kedua, tokoh publik pendukung perang Rusia tewas akibat ledakan bom.

Sebelumnya Darya Dugina (25) tewas akibat serangan bom mobil dekat Moskow, akhir Agustus 2022 silam. Seperti ayahnya Alexander Dugin yang seorang ideolog pendukung Putin, wanita muda ini juga menjadi 'influencer' penyokong invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam insiden ledakan di St Petersburg Minggu malam, 26 orang dilaporkan terluka. Menurut Reuters dengan mengutip kantor berita Rusia, blogger dengan nama asli Mazim Fomim itu tengah berada di di sebuah kafe saat insiden terjadi. Kafe tersebut sebelumnya dimiliki Yevgeny Prigozhin, pendiri grup tentara bayaran Wagner.

Belum diketahui dalang dibalik aksi peledakan. Tatarsky memiliki lebih dari setengah juta follower di Telegram. Merupakan salah satu blogger paling berpengaruh yang kerap menyuarakan dukungan atas serangan Rusia ke Ukraina.

Tatarsky diketahui pernah mengikuti jamuan makan mewah yang diadakan Putin. Dia juga menyarakan dukungan atas proklamasi kemerdekaan empat wiilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Di antaranya Republik Rakyat Donetsk (DNR) dan Republik Rakyat Luhansk (LNR). PBB tidak mengakui pernyataan kemerdekaan itu.  


"Kami akan mengalahkan dan membunuh mereka. Kami akan merampok semua yang kami butuhkan. Semua akan menjadi seperti yang kami inginkan," ujarnya dalam sebuah rekaman video berisi dukungan terhadap operasi militer di Ukraina sebagaimana dikutip Reuters.

Sejumlah blog di Rusia menyatakan saat kejadian Tatarsky tengah bertemu dengan seorang tokoh masyarakat. Kemudian seorang wanita memberinya patung yang tampaknya berisi bom atau bahan peledak.

Analis Sean Bell menilai tidak mungkin militer Ukraina berada di balik aksi teror tersebut. Kepada Sky News, Bell menduga pelaku bisa jadi bisa jadi merupakan kelompok penentang perang. Dia menduga ada peningkatan perlawanan terhadap perang dari dalam negeri Rusia sendiri. **

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun