Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teka-teki Makam Jerman di Megamendung (Bag.2)

25 Januari 2017   15:35 Diperbarui: 25 Januari 2017   17:28 2510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam tak dikenal atau "Unbekannt" yang menghadap tugu Kedutaan Besar Jerman (Foto: Diella Dachlan)

"I rode into the glow of the downy
 Into the wider world
 And never again will grief enter my heart"

Puisi yang dibacakan Emil Helfferich pada Dina Uhlenbeck-Ermeling, perempuan yang ditemuinya di kapal”Australien” menuju Batavia tahun 1903. (Bennett, 2006, p.94).

Kisah Emil Helfferich menjadi salah satu anak kunci untuk mencari jawaban teka-teki “mengapa ada makam Jerman” di Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor?.  Puisi itu terngiang ketika menatap 10 makam serdadu Jerman di lokasi ini.  Di suatu masa, mereka pernah berada di salah satu pelabuhan di Jerman untuk memulai petualangan ke sebuah negeri asing dan tidak pernah kembali lagi. Makam ini menjadi penanda kehadiran mereka di Indonesia. “And never again will grief enter my heart” Semoga mereka sudah beristirahat dengan tenang di alam sana.

Penelusuran literatur yang kami lakukan setelah mengunjungi makam ini membawa kepada sebuah kisah yang sangat asing dan seingat kami, tidak pernah disebutkan sekalipun di dalam pelajaran Sejarah yang pernah kami dapatkan di sekolah. Referensinya ada di akhir tulisan ini.

Menuju lokasi ini, patokannya adalah Pertigaan Gadog, keluar tol Jagorawi menuju Puncak. Plang situs terletak sekitar 500 meter di sebelah kanan jalan (dari arah Bogor).

(Untuk rute ke lokasi ini, silahkan membuka tulisan sebelumnya: Catatan Rute Menapaki Jejak Serdadu Jerman di MegamendungUntukinfo ringkas siapa itu Emil Helfferich, bisa dilihat di Teka-Teki Makam Jerman di Megamendung (Bag.1)

Pohon Karet Kebo (bahasa setempat) di Makam Jerman (Foto: Bimo Tedjokusumo)
Pohon Karet Kebo (bahasa setempat) di Makam Jerman (Foto: Bimo Tedjokusumo)

Menyesapi keberadaan tentara Jerman di tempat ini (Foto: Diella Dachlan)
Menyesapi keberadaan tentara Jerman di tempat ini (Foto: Diella Dachlan)

Kapal Perang dan Tentara Jerman

Sebelum Perang Dunia 1, kapal perang Jerman, seperti Gneisenau (1913) dan Scharhorst, kadang berlabuh di Indonesia. Untuk menghormati kedatangan mereka, Helfferich bersaudara kerap kali menjamu para prajurit dan kru kapal di perkebunannya di Sukaresmi.

Adolf Hitler dan Nazi, partai pendukungnya menyatakan perang pada tahun 1939 yang menandakan dimulainya Perang Dunia II. Saat itu Jepang yang menjadi sekutu Jerman berhasil mengalahkan Belanda pada tahun 1943. Itu sebabnya tentara Jerman kembali hadir ke Jawa bersama Jepang, melalui Angkatan Laut Nazi dari armada kapal selam (U-Boot) U-195 dan U-196.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun