Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rawa Danau: Rawa Pegunungan Jawa yang Memukau

5 April 2015   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 2195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_407846" align="aligncenter" width="300" caption="Ular belang di atas kami"]

14282288852110648182
14282288852110648182
[/caption]

Disambut Ular dan Babi

Separuh perjalanan menuju hutan, seekor ular tanah dengan panjang satu meter melintang di jalan kami, di depannya ada seekor kodok yang sepertinya merupakan calon makan siang sang ular. Sial bagi sang ular dan untung bagi sang kodok, kehebohan Yoki  (yang ternyata takut bukan main pada ular) dan langsung kabur, membuat ular tersebut juga ikut kabur.

Memasuki kawasan teduh di sisi sungai, terdengar bunyi gemerisik dari semak-semak. Lalu tiba-tiba … “Awaaaas”…..teriak Zaenal, staf kantor resor cagar alam yang menemani kami hari itu. Dua ekor anak babi hutan menerjang keluar dari semak-semak, nyaris menabrak Yoki yang  seketika menjadi pucat pasi. Dengan sigap Zaenal mengambil batang kayu dan memberi tanda agar kami berdiri diam tidak bersuara. Biasanya, jika ada anaknya, induknya tidak jauh dari tempat itu.

Syukurlah setelah beberapa saat, sang induk tidak memunculkan diri, sehingga kami melanjutkan perjalanan. Lepas dari terjangan babi, meski hati masih dag dig dug, tak ayal kami juga terpingkal-pingkal. Kok dua kali kejadian berturut-turut, targetnya masih sama: Yoki.

Perahu jukung kayu menjemput kami di lokasi yang sudah ditentukan. “Hanya ada dua perahu untuk menjelajahi kawasan ini” Kata Zaenal yang hari itu berbaik hati membantu Kang Jamal mendayung perahu.  Perahu milik Kang Jamal ini idealnya bermuatan 4 penumpang. Namun apa daya, karena keterbatasan waktu untuk mengontak perahu satu lagi, kami berenam berdesakan di perahu jukung ukuran 3,5 meter dengan lebar 1,5 meter itu. Akibatnya, di sepanjang perjalanan hari itu, setiap kali salah seorang dari kami melihat satwa yang menampakkan diri, perahu berguncang dengan hebat dan air sungai masuk ke dalam perahu.

[caption id="attachment_407850" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu penghuni Rawa Danau yang kami temui"]

1428229676705023721
1428229676705023721
[/caption]

[caption id="attachment_407851" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Rawa Danau yang tenang"]

1428229824680309865
1428229824680309865
[/caption]

Dari Jaman Belanda

Rawa Danau dengan luas 3,500 hektar ini (hasil pengukuran terakhir tahun 2011) yang merupakan satu-satunya rawa pegunungan yang ada di Pulau Jawa, hampir seluruhnya tertutup air dengan kedalaman bervariasi.  Sehingga untuk menjelajahi kawasan ini perlu menggunakan perahu.  Rawa Danau adalah rumah dari 131 spesies endemik flora dan fauna yang beberapa spesies ini masuk dalam kategori dilindungi. Membatasi pengunjung dan membiarkan kawasan sealami mungkin untuk tetap menjaga ekosistem kawasan adalah salah satu tujuan perlindungan kawasan.

Dari informasi Cagar Alam Rawa Danau,  Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Barat, kawasan ini sudah ditetapkan pada masa Pemerintah Kolonial Belanda. Berdasarkan surat Government Besluit (GB) 60 Staatblad Nomor 683 tertanggal 16 November 1921. Kawasan ini termasuk kawasan suaka alam yang fungsi utamanya sebagai kawasan untuk konservasi keanekaragaman flora dan fauna. (UU No 5 tahun 1990).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun