Mohon tunggu...
Diekdock
Diekdock Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta pemilik blog ruangkita.co

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gempa di Kaltara, Rencana PLTN di Berau Masih Lanjut?

22 Desember 2015   18:04 Diperbarui: 22 Desember 2015   18:50 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, panas matahari sangat cukup besar untuk memenuhi kebutuhan energi melalui PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Namun, saya belum melihat ada upaya pemerintah untuk mengkaji ke arah sana. Padahal, wilayah Kalimantan Timur juga masih banyak tersedia lahan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya itu. Pemerintah lebih condong ke proyek-proyek yang dinilai prestisius tanpa memperhatikan dampaknya.

Informasi yang saya himpun dari berbagai sumber, pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.

Di Indonesia, PLTS terbesar pertama dengan kapasitas 2×1 MW terletak di Pulau Bali, tepatnya di dearah Karangasem dan Bangli. Selain di Pulau Bali, Indonesia juga telah mengembangkan di Kabupaten Luwu Timur, Makasar dan kepulauan Sumbawa, NTB. PLTS ini ditujukan kepada wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh PT. PLN.

Pembangunan PLTS di Bangli menggunakan luas lahan untuk pemasangan panel surya adalah 1,2 hektare dan menghasilkan 1 MW. Masing-masing PLTS 1 MWp terinterkoneksi dengan jaringan PLN tersebut akan menghasilkan listrik sebesar 2.880.080,00 KWh dengan masa operasi 20 tahun, sebagai upaya untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 2.566 ton CO2.

Saya rasa dari gambaran di atas, PLTS layak dikembangkan secara besar di wilayah Kalimantan Timur. Apalagi wilayah-wilayah yang terpencil, yang sulit dijangkau jaringan PLN. Selain di kawasan terpencil, PLTS juga bisa dikembangkan di daerah yang sudah padat penduduk. Semua tergantung dari niat pemerintah itu sendiri. Jika ada niat, maka akan ada kajian dan dilaksanakan untuk Kalimantan Timur yang terang benderang tanpa berdampak pada lingkungan.

Sumber Daya Alam Mineral Bisa Habis

Sebenarnya di Kalimantan Timur ini sumber daya alam melimpah dan sangat mencukupi jika hanya untuk pengembangan energi. Minyak dan gas serta batu bara, selama ini yang diandalkan Kalimantan Timur dari segi ekonomi, masih tersedia, cukup untuk beberapa tahun ke depan.

Namun sayang, saat cadangan batu bara menipis, belum ada pembangkit tenaga uap berbahan baku batu bara yang dikelola secara maksimal. Justru batu bara dikeruk dari Kalimantan Timur digunakan untuk pembangkit listrik di Jawa dan luar negeri. Setiap hari jutaan metrik ton batu bara itu diangkut menggunakan ponton-ponton melintasi sungai di Kalimantan Timur.

Sumber energi yang melimpah itu bermanfaat menerangi Jawa dan luar negeri, sedangkan Kalimantan Timur sendiri sampai sekarang masih sering pemadaman listrik bergilir atau byar pet. Ironis!

Namun meskipun terlambat, sudah seharusnya pemerintah memperhatikan hal itu. Semakin lama cadangan batu bara semakin tipis, jangan sampai ketika batu bara habis dikeruk keuntungannya oleh para investor, rakyat Kalimantan Timur belum pernah mencicipi fasilitas listrik dari batu bara itu. Malah yang ada hanya merasakan dampak kerusakan lingkungannya.

Kadang saya sendiri heran, gubernur ini sangat ambisius dengan proyek-proyek besar yang sering ditentang kelompok masyarakat. Entah apa misi lainnya selain misi membangun daerah dan melayani publik. Setiap proyek yang dicanangkan selalu diembel-embeli, "ini menjadi kebanggaan Kalimantan Timur." Ambisi jangka pendek yang pada akhirnya proyek-proyek itu jalan di tempat karena memang tidak melakukan pengkajian secara menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun