Tim Universitas Negeri Malang (UM) melakukan pembuatan aquaponik bersama dengan pengurus Taman Refugia di desa Jatirejoyoso kabupaten Malang Jawa Timur selama hampir satu bulan dari tanggal 09 April sampai 01 Mei 2021. Diadakannya program kerja ini, sudah dipertimbangkan program yang akan direalisasikan demi meningkatkan potensi desa Jatirejoyoso.
Aquaponik yang menggunakan sistem pertanian dengan media kolam ikan sebagai penunjang tumbuhnya tanaman, pertama kali dibicarakan oleh salah satu Tim UM agar dapat meningkatkan potensi desa salah satunnya ialah pada Taman Refugia.
Ide program kerja itu juga ada karena memanfaatkan lahan yang ada pada Taman Refugia agar bisa dimanfaatkan untuk ternak lele dan sayuran, yang dikembangkan menjadi aquaponik.
“banyak nya lahan yang masih bisa dipergunakan di taman dapat membantu meningkatkan potensi pertanian serta wisata pada Taman Refugia, dan mungkin bisa membantu poin tambahan bagi profil desa kami” Mohammad Arifin, Selaku Ketua Pengurus Taman Refugia Desa Jatirejoyoso, Sabtu (13/03/2021)
Sistem kerja aquaponik yang biasanya memakan ongkos yang cukup besar dalam pembuatannya, Dapat diminimalisir oleh UM dengan berkoordinasi dengan pengurus Taman Refugia terkain alat dan bahan yang akan digunakan.
Salah satu Tim UM yaitu Amar Ma’ruf Alfithri menyampaikan terdapat 2 cara yang dapat dipergunakan untuk membuat aquaponik, yaitu NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep flow technique). Dalam pembuatan aquaponik ini, Tim UM memutuskan untuk menggunakan sistem NFT yang dinilai lebih hemat biaya dibandingkan dengan DFT.
“Demi meminimilasir kebutuhan, kami memutuskan menggunakan sistem NFT dengan media bambu sebagai penunjang untuk tanaman hidroponik nantinya.” Amar Ma’ruf Alfithri, salah satu Tim UM, Jum’at (24/04/2021)
Menurutnya dengan memanfaatkan aquaponik ini dapat meningkatkan potensi pertanian dan wisata pada Taman Refugia, sehingga dapat memberikan edukasi bagi para pengunjung yang datang.