Presiden Jokowi sudah pasti akan maju pada pemilihan presiden di pemilu 2019 untuk periode kedua. Namun saat ini presiden Jokowi belum menentukan siapa yang akan menjadi RI2 atau calon wakil presidennya.
Dari berbagai survey yang dilakukan beberapa LSM, banyak yang masuk dalam bursa cawapres Jokowi, seperti Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Umum PKB Cak Imin, KSP Moeldoko, Kapolri Tito Karnavian, dan yang menarik, tokoh agama seperti Din Syamsudin masuk dalam daftar ini.
Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA atau dikenal dengan Din Syamsuddin lahir di Nusa Tenggara Barat dan saat ini berumur 59 tahun. Din Syamsuddin adalah seorang tokoh Muhammadiyah, dulunya pernah menjabat sebagai Ketua Umum, dan juga pernah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Survey LSI Denny JA beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa cawapres ideal Jokowi agar kuat didukung oleh tokoh agama berpengaruh menempatkan nama Din Syamsuddin di posisi kedua setelah Ma'ruf Amin yang saat ini menjabat sebagai Ketua MUI, dan diikuti urutan ketiga yaitu, Tuan Guru Bajang dan posisi kempat oleh Mahfud MD.
Hal ini sangat menarik sekali, mengingat bahwa tidak sedikit pendukung Muhammadiyah di Indonesia. Tentu sebauh langkah positif jika nanti Jokowi memilih Din Syamsuddin untuk menjadi cawapres. Hal tersebut bisa meredam tingginya sentimen agama yang diprediksi akan kembali marak menjelang pilpres 2019 nanti
Menanggapi pemberitaan tersebut, Din Syamsuddin mengaku tersanjung karena mendapat kehormatan tersebut. Apalagi ini untuk kerjasama antaragama dan peradaban. Jika memang telah diputuskan oleh partai politik maupun Presiden Jokowi sendiri, Â Din pun bersedia untuk menjadi cawapres.
Meski merasa siap menduduki posisi cawapres, Din mengaku sadar diri bahwa dirinya bukan orang partai politik dan belum ada yang menawari secara langsung untuk menjadi cawapres Jokowi.
Tokoh Muhammadiyah ini sangat rendah hati sekali menanggapi hasil survei tersebut. Dalam salah satu pernyataannya, Din Syamsuddin mengaku tidak ambisius dengan jabatan, dimana dalam agama Islam diajarkan jangan ambisius terhadap jabatan, apalagi memberikan jabatan kepada yang meminta-minta. Hal ini patut diancungi jempol karena banyak yang saat ini berlomba-lomba demi mendapatkan kursi tersebut.
Semoga presiden Jokowi lebih cermat dan teliti dalam memilih cawapres yang akan mendampinginya nanti, karena ini berdampak pada pilihan rakyat nantinya. Tokoh seperti Din Syamsuddin juga bisa menjadi pilihan alternatif dan patut dipertimbangkan untuk memajukan Indonesia kedepan yang lebih bermartabat dan rukun antar golongan masyarakat
Siapa nantinya yang akan menjadi cawapres Jokowi masih misteri. Kita masih harus menunggu bulan depan saat pendaftaran capres dan cawapres dibuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H