Telah melayani nasabah sejak tahun 1985 dengan berbagai fitur solutif, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dalam perjalannya bukan hal yang mudah. Selain karena pergantian zaman, munculnya berbagai perusahaan kompetitor dengan penawaran yang serupa, mengharuskan bank BRI dapat menciptakan fitur yang efesien serta transformatif sesuai dengan perkembangan zaman. Tujuan suatu perusahaan melakukan transformasi ialah untuk mempertahankan eksistensi di kalangan masyarakat serta menjadi strategi untuk terhindar dari kerugian akibat pasar yang terus bergerak dinamis. Terdapat berbagai perusahaan perbankan di Indonesia yang berhasil melakukan transformasi bisnis, salah satunya adalah bank BRI.
Melalui rumusan BRIvolution 2.0, fokus transformasi BRI adalah pada dua aspek, yaitu transformasi digital serta culture. Tujuan bank BRI melakukan transformasi digital adalah untuk menciptakan industri keuangan yang inklusif, berkelanjutan, efesien, serta inovatif. Hal tersebut dibuktikkan dengan meningkatnya volume transaksi melalui Super Apps BRImo per September 2023 hingga 66,78% yoy atau mencapai Rp. 2984 triliun dengan jumlah pengguna mencapai 29,8 juta pengguna. Bahkan mobile banking milik BRI memperoleh penilaian 4,7 dan memperoleh sekitar 123.000 ulasan positif di App Store, sedangkan BRImo memperoleh rating 4,5 dengan 1,1 juta ulasan positif di Google Play Store.
Transformasi digital tersebut didukung dengan transformasi culture atau budaya yang dilakukan oleh jajaran pimpinan BRI. Membuat kembali value perusahaan serta value proposition menjadi salah satu transformasi budaya yang dilakukan untuk mendukung terciptanya transformasi digital yang sesuai target. Kedua aspek transformasi tersebut berjalan dengan beriringan. Budaya perusahaan menjadi kunci kesuksesan yang sulit untuk ditiru, sekalipun oleh perusahaan kompetitor. Maka dari itu, pentingnya mempunyai seorang pemimpin yang efektif serta adaptif dalam menciptakan budaya perusahaan yang kondusif, salah satunya adalah dengan menumbuhkan perilaku kolektif.
Dalam ilmu sosial, perilaku kolektif merupakan tindakan yang muncul karena adanya rangsangan atau stimulasi antar individu yang tergabung dalam suatu kelompok. Tumbuhnya perilaku kolektif antar individu dalam perusahaan dapat mempermudah untuk mencapai sebuah tujuan bersama yang telah dibentuk oleh perusahaan. Perilaku kolektif merupakan bagian dari strategi korporasi dengan menentukan tindakan utama yang perlu dipahami, diteladani, serta dilaksanakan oleh semua anggota tim. Tidak hanya kesadaran kolektif bersama, pentingnya pemimpin untuk menerapkan alat ukur atau capaian kerja yang konsisten, mendirikan fasilitas atau infrastruktur serta sistem yang mempermudah kinerja pegawai juga menjadi aspek penting dalam menciptakan budaya korporasi yang kondusif. Melalui kegiatan seminar 'Brilian Leadership Insights' dari para pemimpin berlian, BRI memperkuat budaya korporasi kepada individu-individu BRILiaN BRI Group dengan mengangkat tema "'Peran Leaders BUMN Dalam Membangun Negeri Berlandaskan Values AKHLAK.'
Menerapkan kepemimpinan yang efektif serta adaptif di era modern menjadi alat untuk mempertahankan perusahaan. Berbagai risiko akan terus menerpa perusahaan selama pasar dunia masih bergerak, munculnya kompetitor perusahaan, dan semakin banyaknya konsumen yang menggunakan layanan perusahaan. Melalui laman finansial.bisnis.com, Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan risiko yang paling menantang ialah risiko strategi. Apabila pemimpin perusahaan mengambil keputusan tidak tepat atau bahkan sedikit kurang tepat, maka akan berpengaruh besar terhadap keberlanjutan suatu perusahaan. Cara BRI sebagai korporasi keuangan terbesar di Indonesia dalam menjawab risiko perusahaan adalah berani untuk melakukan transformasi bisnis perusahaan.
Dalam praktik transformasi, para pemimpinan BRI melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan agar dalam pelaksanaannya karyawan turut menghendaki serta merasa diikutsertakan dalam memajukan sebuah perusahaan. Pencapaian dari keberanian BRI untuk melakukan transformasi membuahkan hasil, dilansir dari situs cnnindonesia.com dalam tiga bulan pertama di tahun 2022, BRI memperoleh laba sebesar Rp 12,22 triliun atau tumbuh 78,13 persen secara year on year (YoY), sedangkan untuk aset BRI di akhir bulan Maret 2022 tercatat tumbuh sebesar 8,99 persen (YoY) atau Rp1.650,28 triliun. Berbagai strategi-strategi transformasi BRI yang telah disebutkan sebelumnya, tidak lain karena BRI ingin mewujudkan dua visi besar di tahun 2025, yaitu Champion of Financial Inclusiondan dan The Most Valuable Banking Group in South East Asia.Â
Ingin langsung merasakan fitur terbaik dari bank BRI? langsung kunjungi laman https://bri.co.id/Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H