Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memandang Kota Padang Sumatera Barat

17 Mei 2017   19:49 Diperbarui: 17 Mei 2017   20:04 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padang, sudah sering disebut sebagai salah satu daerah yang menghasilkan orang-orang terbaik di bidang niaga selain orang Tionghoa. Sebuah kota besar yang berada di tanah Minangkabau, mengakibatkan hampir seluruh orang Minang disebut orang Padang. Padahal, Padang merupakan nama sebuah kota di Tanah Minangkabau.

Kota Padang, yang merupakan ibukota propinsi Sumatera Barat, berada tepat di pesisir pantai. Karena itu ketika gempa tsunami pada tahun 2005 lalu terjadi, kota inilah yang paling banyak mengalami kerusakan. Saat ini, hampir disetiap sudut kota masih tersisa jejak bencana tersebut dan hampir di setiap tempat terdapat papan peringatan jalur tsunami.

Namun bukan hanya jejak bencana tsunami, kota ini juga memiliki beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tempat-temoat yang harus dikunjungi ketika ke Padang yaitu Museum Adityawarman, Kota Tua Padang, Jembatan Siti Nurbaya, Pantai Padang, Biara St.Leo, dan Pasar Raya.

Museum Adityawarman

Museum Adityawarman terletak di Jalan Diponegoro No. 10 Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Berdiri di tengah lahan seluas 2,6 hektar, museum yang dibangun pada 1974 ini memiliki arsitektur mirip dengan rumah bagonjong atau rumah gadang, yang merupakan ciri khas gaya arsitektur tradisional Minangkabau, yaitu rumah panggung dengan atap meniru bentuk seperti tanduk kerbau yang bertumpuk. Pada tanggal 28 Mei 1979, museum ini secara resmi diberi nama 'Adityawarman', diambil dari nama salah satu raja dari trah Majapahit yang pernah berkuasa di antara 1347-1375 M.

Didalam museum kita dapat melihat barang-barang dari budaya Sumatera Barat (Minangkabau dan Mentawai). Terdapat lebih dari 6000 koleksi peninggalan budaya diantaranya jenis-jenis perhiasan tradisional, pernak-pernik busana, instrumen musik, sajian kuliner khas dalam berbagai upacara adat dan berbagai perkakas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Minangkabau.

Kita juga bisa berfoto menggunakan pakaian khas Minangkabau di dalam museum ini lho! Dengan membayar sejumlah uang untuk sewa pakaiannya. Untuk mencapai museum, kita bisa menggunakan kendaraan umum, taxi, angkot, bendi atau sewa kendaraan. Bangunan museum berada di pinggir jalan raya, sehingga mudah diketahui. Tiket masuk sebesar 5000 rupiah per orang, sedangkan jam buka dari jam 08.00 – 17.00 WIB.

Kota Tua Padang

Menyusuri kota tua Padang, seakan-akan kita tersedot kedalam masa silam. Bangunan-bangunan kuno masih banyak yang tegak berdiri, meskipun beberapa bangunan sudah hancur dan direstorasi akibat gempa yang melanda kota Padang tahun 2005. Salah satu bangunan yang belum diperbaiki yaitu klenteng See Hin Kiong. Klenteng ini mengalami kerusakan dikarenakan gempa Padang dan sampai sekarang belum diperbaiki karena masih menunggu perbaikan dari pemerintah, karena klenteng termasuk dalam bangunan cagar budaya. Oleh karena itu untuk mengakomodir umat yang akan beribadah, pengurus klenteng pun membangun klenteng baru yang tidak kalah bagusnya, berjarak 200 m dari klenteng yang lama. Bangunan klenteng baru See Hin Kiong sekarang menjadi salah satu objek wisata baru di kota lama Padang.  

Di kawasan kota lama ini, juga bisa kita lihat bangunan lama Bank Indonesia yang berdiri megah, dan masih difungsikan. Kawasan kota lama ini dekat dengan sungai, yang dipenuhi dengan kapal-kapal kayu dengan tujuan ke berbagai kota pantai lainnya di Sumatera atau ke pulau-pulau di sekitar kota Padang.

Di kota lama ini, juga ada warung makan yang terkenal enak dan menyajikan makanan khas Minangkabau, serta toko roti yang menjual roti berbagai rasa. Tempat yang cocok menikmati kuliner khas kota lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun