Mentari hari ini bersinar cukup terik ketika aku sampai di ibukota Kabupaten Sumba Tengah, Waibakul. Setelah menaiki kendaraan umum selama 2 jam lebih dari Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat Daya, sampai jua lah saya di Waibakul, tepatnya di depan pasar tradisional. Kali ini rencana perjalanan saya ke Sumba Tengah adalah untuk mengunjungi kampung adat yang berada tidak jauh dari Waibakul. Kampung Adat Pasunga namanya.
Kampung Adat Pasunga terletak tepat di desa Anakalang, Waibakul, dan berada di pinggir jalan utama yang menghubungkan antar kota di Sumba. Meskipun rumah-rumah adat di kampung ini sudah beratap seng, namun secara keseluruhan tradisi masyarakat Sumba masih dijalankan oleh warga kampung tersebut. Rumah-rumah yang beratap tinggi dengan dinding dari kayu, terlihat memiliki bentuk yang serupa. Hiasan tulang-tulang babi terlihat di depan rumah menandakan status.
Marapu merupakan kepercayaan leluhur masyarakat Sumba, yang memberikan nilai pada kehidupan masyarakat Sumba. Didalam kepercayaan Marapu, manusia harus memiliki hubungan yang baik sesama manusia, dengan alam, dan arwah-arwah yang sudah meninggal, dan leluhur. Masyarakat Sumba percaya apabila hubungan baik tidak diciptakan maka manusia akan mendapatkan penghukuman.
Di atas makam ini terdapat dua ruang untuk bersemayamnya kakak beradik "Umbu Puda", dan "Umbu Kaledi." Di bagian tengah diantara makam batu tersebut juga terdapat ruang lapang, yang disediakan untuk tempat upacara adat. Sedangkan di bagian belakang kampung, terdapat makam selain makam batu.
Tidak hanya di bagian tengah, makam batu juga dapat dilihat di bagian depan perkampungan adat di Sumba. Makam batu dibagian depan kampung terlihat berbentuk persegi panjang dengan tinggi 3 meter, yang disebut dengan "Kadu Watu" (menhir) yang dihiasi ukiran atau pahatan ornamen yang indah (Ana Tau).
Untuk mengunjungi Kampung Adat Pasunga ini, sebaiknya kita ditemani oleh orang lokal, yang sudah mengenal wilayah dan penghuni kampung, serta sudah mengerti tradisi dan kebiasaan di kampung tersebut. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H