Mohon tunggu...
Wardatul 'Uyun
Wardatul 'Uyun Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hijab Stylist at: http://www.youtube.com/TheHasanVideo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lakon Wanodya

18 Juni 2012   00:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:51 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebab hadirmu, sajak ini ada

.

Padamu teman,

Pada laraku tak bertuan,

.

Kau sebut aku perempuan batu

Yang menggeru laksa macan kalap tak kenal lelap

Tegak membisu meski mereka mengumpatku seluruh

Sebab hujatan tak lagi membuatku gegap meratap

.

.

Kau bilang aku bukan lagi perempuan mawar

Yang merahnya darah,

Mengingatkanmu pada rona tembaga

Meski sungguh duriku meliar sangar

Menghujam kulit menoreh perih yang membuncah

Meranggas raga hingga nyaris binasa

….

Lalu lusa,

.

Kau ingin aku jadi perempuan suci

Yang putihnya murni,

Meretas khayalmu akan pigmen susu dari air surga

Dan, adakah yang lebih berarti?

Dari segala peri,

Tentang semua kisah, yang berakhir di ujung dermaga

.

Dan padamu teman,

Pada gundahku di sudut penantian…

.

(Merajut kelamnya malam Malang, March 6th 2009)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun