DIDOWARDAH. NO: 218 (Buncrit :)
***************************************************************************************
Cerita kali ini mengisahkan perjalanan cinta seorang Dimitri Saklinov Sebletigh, meski namanya berbau Rusia jangan terkecoh dulu pembaca! Karena kenyataannya Dimitri hanyalah seorang blasteran Sunda-Jawa dan tak setetespun kecipratan darah Rusia. Walau sebenarnya memang ada filosofi unik di balik namanya. Dimitri sendiri adalah gabungan nama orangtuanya tercinta. Ayahnya Didit Suhendar dan Ibunya Mitrinem Sumartinah, jadilah Dimitri –perpaduan Didit dan Mitrinem- yang digunakan sebagai nama depan buah hati mereka. Sementara Saklinov Sebletigh adalah singkatan dari hari bersejarah dimana Dimitri kecil dilahirkan. Untuk mengenang tanggal kelahirannya yang jatuh tepat pada hari Sabtu Kliwon di bulan November tepat pukul sebelas lebih tiga puluh WIB, biar mudah diingat, jadilah singkatan Saklinov Sebletigh (Sabtu Kliwon bulan November jam sebelas lebih tiga puluh ). Kalau begini nih...kreatif apa KERE aktif ya? :p
Lepas dari filososfi namanya, Dimitri sekarang sedang di atas angin. Setelah bertahun-tahun jatuh bangun terjun di banyak bisnis akhirnya Dimitri sukses jadi juragan Krupuk Jengkol paling sukses seantero desa. Segala macam krupuk olahan Jengkol dengan ragam rasa berhasil di produksi perusahaannya dan dipasarkan hingga ke Manca negara. Malaysia bahkan sudah mulai melirik Krupuk Jengkol Dimitri untuk segera diakuisasi. Karena kerupuk jengkol rasa rendangnya disinyalir sudah jadi hak paten mereka. Toh Dimitri tak pernah ambil pusing. Yang terpenting baginya pundi-pundinya terus menggembung penuh dialiri rupiah.
Sebenarnya kesuksesan Dimitri tidak didapatkannya dengan instan. Karena sebelumnya bahkan dia sudah berkali-kali menelan pahitnya kegagalan. Toh keuletan dan ketelatenannya berhasil mengantarkan Dimitri jadi pengusaha paling mapan. Dulu pertama kali buka usaha dia pernah mencoba buka band gede-gedean dipinggir jalan, Tambal Band maksudnya –hehe. Namun baru seumur jagung harus bangkrut walau segala usaha sudah dicoba, dari promosi dengan pasang baliho di pohon-pohon hingga diskon besar-besaran sampai yang paling ekstrim dengan menyebar banyak paku, jarum dan gigi Macan di jalanan aspal. Ternyata pelanggan tetap sepi sehingga biaya operasional selalu balik modal tanpa ada keuntungan.
Namun kini setelah sukses jadi juragan Krupuk, Dimitri bisa berlega hati dan berbunga-bunga. Pasalnya, kisah cintanya dengan neng Liz sepertinya bakal berakhir bahagia. Semua orang siap-siap cemburu dan panas hati. Dimitri yang bertampang pas-pasan akhirnya bisa meminang si cantik Liz yang terkenal bohay dan menjadi bunga di desanya. Pas-pasan dimana hidungnya lebih pas jadi kembarannya angka tiga. Lalu deretan gigi depan yang ngepas majunya sehingga pas banget buat mbedol tutup botol. Dan lengkap sudah pas-nya dengan warna kulitnya yang pas legamnya, pas teksturnya dan pas banget dengan model kulit biawak. Wah jangan dibayangin ya? Cukup dilihat langsung fotonya.
Dan lihatlah, berbanding terbalik dengan kekasihnya, Liz –begitulah panggilannya- memang berparas rupawan nan indah, seindah panggilannya walau nama aslinya sedikit merusak telinga. Bagaimana tidak? Nama panjangnya adalah Haidia Lilis Tukiyah, GLEKK canggih sekali ya? Entahlah, konon nama panjang Liz terinspirasi dengan ketenaran pedangdut Lilis Karlina sehingga orang tuanya ngotot menyematkan nama Lilis utuk bayi cantik mereka. Sementara kata Tukiyah mungkin semata mengekpos rasa cintanya pada nenek moyangnya yang tulen bersuku Jawa.
Dan sekarang ini, baik Dimitri maupun Liz disibukan dengan persiapan nikah mereka. Salah duanya mereka harus suntik pre-wedding yaitu imun anti TT alias Tetanus. Saking semangatnya pagi-pagi sekali dengan mengendarai Rush barunya, Dimitri menjemput sang pujaaan hati. Melihat Liz keluar rumah dan terlihat aduhai, Dimitri spontan komentar “Ya ampun, kamu?! Ini beneran kamu Beib? Gag percaya deh! Gak nyangka ya sayangku makin cantik dan masih hidup!“ Dengan sedikit manyun dan manja Liz-pun menyela “Idih.. jangan lebay kenapa! Ya iya lah ini Liz Bang..Calon istri Abang! Tega bener sih! Emang kalau udah tua kek Abang sering pikun ya” Apes. Punya calon istri cantik ternyata harus lebih bersabar dan siap mental, sambil menghidupkan mesin mobilnya Dimitri berusaha tersenyum juga. Toh emang kenyataan, gumannya. “Eits jangan sedih gitu dong Bang.. maksud Liz itu Abang emang tua..tuaaaaambah ganteng dan siiip gitu....hihi” Hwoaadah kali ini Dimitri yang reflek nari poco-poco sambil nyetir.
Sesampai di tempat praktek Dr. Bejo, karena sebelumnya sudah janjian via telfon, mereka pun disambut dengan ramah oleh sang dokter. Tapi demi melihat pasangan pengantin yang kontras bagaikan langit dan sumur dengan setengah ragu Dr. Bejo bertanya. “Selamat pagi! Ini dengan mas Dimitri calon pengantin itu kan ya?” Dasarnya si Dimitri sudah terbiasa di bully maka dijawabnya dengan tangkas dan diplomatis “Selamat Pagi juga Pak Dok...Ah anda keliru Pak dokter, saya supir yang nganter nona muda, noh dia mau suntik TT buat nikah sama Pangeran Brunei, gak percaya kan? Emang guwe bohong kok, lah mau bilang Jujur juga.. Pak Dok pasti lebih gak percaya kan?! Hehehe” katanya sambil nyengir kuda.
Singkat cerita, hari pernikahanpun tiba. Bisa ditebak, walimahnya pun dihelat dengan akbar mengalahkan kehebohan pasangan Anang dan Ashanti. Dimitri bahkan mengundang semua karyawannya yang berjumlah ribuan. Saat ijab kabul semua berjalan lancar, kemudian mempelai di arak keliling kampung dengan kereta kuda warna emas yang membuat pemuda desa makin iri dengan keberuntungan Dimitri.
Setelah seharian berkeliling, saatnya mempelai dijejer di pelaminan. Tempatnya didekor dengan hiasan mewah ala timur tengah yang di buat dengan panggung cukup tinggi. Sementara dari jauh gigi Dimitri berkilau tertimpa cahaya lampu dekor yang menyorot tepat di atas kursi pelaminan. Banyak para undangan yang ingin berfoto ria dengan kedua mempelai. Tak ketinggalan para karyawanya. Saking hebohnya, sang fotografer pun berusaha mejatah para tamu dengan nomor antrian.
Tapi dasar mental kampungan, mereka malah kian ramai dan heboh menyeruak berebut naik ke panggung hendak bernarsis manis dengan kedua mempelai. Dan saat blitz silih berganti berpendar memenuhi ruangan. Tiba-tiba “BRUUUKKKKKKKK” “Arrrrrrrrrrrrrghhhhhhhhhhhh” “Emaaaaaaaaaaaaaaaak” “Kucing Garooooooooooooong” “Eh Lontooooooooooong” “Kumiiiiiiiiiiiis Kudaaaaaaaaaa” “Sembelekete!” “Setaaaaan eh setaaan Kuncriiiiiiiiiiiit” suara GEDEBUK seperti sesuatu yang rubuh terdengar bersamaan dengan jeritan latah para undangan yang jatuh bergelimpangan.
Ada apa saudara-saudara? Oalala ternyata panggungnya ambruk karena saking banyaknya tamu undangan yang naik ke atasnya. Dan yang menggelikan ini kisah nyata yang difiksikan saudara-saudara. Walau sudah dipermak dan dibumbui sana-sini. Kebetulan waktu itu penulis sempat di undang, menyaksikan sendiri bagaimana panggung tumbang lalu undangan dan pengantinnya kocar-kacir. Hehe.. ternyata pernikahan yang dihelat meriah dan mewah pun belum tentu aman lah ya. Oke selamat menempuh Hidup baru Dimitri sahabatku!! Semoga menjadi keluarga SAMARA!!
*************************************************************************************
NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Cinta Fiksi
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community
*************************************************************************************
Picts Sources're fromm here and there
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H