[caption id="attachment_194969" align="alignnone" width="1373" caption="Sepintas lalu terlihat sama.. Tapi ini Terung masak susu lho ya! "][/caption]
Mungkin karena hidup dan dibesarkan dengan Ayah yang sakit-sakitan aku menjadi begitu trauma dengan sakit. Sejak aku bisa merekam memoar dikepala, yang aku tahu ayahku selalu berjibaku dengan segudang penyakit. Dari darah tinggi, asthma, diabetes, reumatik, kencing batu, batuk kronis dan entah apalagi aku bahkan hampir tak bisa mengingatnya. Ayah pantang banyak makanan, dari cabe merah, minyak sayur juga santan kelapa. Dus, bunda selalu memisahkan menu ayah dengan menu keluarga. Berbeda dengan menu kami, bunda selalu membuatkan menu sehat bebas kolestrol dan minim garam untuk ayah. Hingga ayah berpulang kepelukan Tuhan, usiaku baru genap 15 dan aku benci penyakit yang sudah merenggut sosok Ayah dengan paksa. Sejak saat itu, aku selalu menjaga pola hidup sehat. Sungguh, aku tak mau sakit seperti Ayah. Hingga pada akhirnya sampai sekarang, aku selalu memilah-milah makanan walaupun aku tau aku bahkan hampir tak pernah sakit.
Dulu aku yang menggilai gorengan kini lebih memilih sayur segar dan bebuahan. Seperti yang pernah kutulisdisini,aku selalu mengawali pagi dengan satu sendok penuh madu hutan. Dan aku benci makanan manis sehingga lebih menikmati pahit kopi tanpa kremer tanpa gula. Lebih memilih oatmeal bukannya nasi sebagai menu sarapan dan lebih sering mengkonsumsi daging nabati ala vegetarian daripada daging hewan. Sebisa mungkin menghindari makan santan lalu menggatikannya dengan susu kedelai
Memasak lodeh, kare maupun gulai dengan susu kedelai tidak hanya membuatnya tetap lezat disantap, tetapi juga menjadikan kita lebih sehat. Kedelai sarat akan nutrisi dan menjadi asupan sehat yang bebas kolestrol. Protein dan asam amino yang terkandung dalam susu kedelai bahkan hampir sama dengan susu sapi. Selain itu, susu kedelai merupakan sumber isoflavon sebagai pencegah penyakit Alzheimer, yangjuga kaya akan lecithin, vitan B, D dan E. Lebih lengkapnya anda bisa mengunjungi portal KOMPAS. Dus, sekali aku tahu begitu banyak manfaat jenis susu ini, sejak saat itu susu kedelai berhasil melenggang menjadi menu harian. Aku yang maniak steak, sesekali membuat sendiri sehingga bisa kutambahkan susu kedelai pada sausnya. Begitu juga saat memasak gulai masin tongkol kesukaan, santan kelapa selalu kugantikan dengan susu kedelai.
Dimana-mana masakan bersantan memang mengundang selera. Rasa dan tampilannya yang menggoda seringkali menyiksa mereka yang dibatasi mengkonsumsi lemak. Sehingga tidak jarang penderita merasa sedih dan sakit hati ketika harus meninggalkan masakan bersantan kesukaannya. Dan saat susu kedelai datang menjadi alternatif sebagai pengganti santan, anda yang berkolestrol tinggi boleh makan gulai, kare, maupun lodeh sepuasnya disini. Dirumah anda sendiri tentunya, karena realitanyarasa-rasanya belum ada rumah makan yang menggunakan susu kedelai sebagai pengganti santan. Maka dari sekarang, rayulah istri, Ibu atau pacar untuk memasaknya. Atau mungkin anda tipe pria yang hobi masak, segeralah bereksprimen dengan susu kedelai sebelum mati penasaran. :D
Well, sekedar saran, sebaiknya kita memilah-milah dulu saat membeli susu kedelai dipasaran. Sebab pengalaman penulis mengkomsumsi produk susu jenis ini, terkadang beda merek juga beda rasa. Kebanyakan susu dengan kualitas kurang bagus, memberi rasa (agak) langur pada masakan. Kalau sudah begini, biasanya penulis mengalihfungsikan susu sebagai masker dan mandi lulur (dari pada tidak dimakan hoho). Susu kedelai dengan kualitas bagus biasanya dijualdiswalayan dan harganya lima kali lipat lebih mahal. Bagaimanapun masih lebih murah susu kedelai dibandingkan susu sapi. So, wanna try one?
[caption id="attachment_194968" align="alignnone" width="645" caption="Saus steak yg ditambahkan susu kedelai juga tetap berasa nendang!! "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H