Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Mengantar Anak Sekolah Mendapat Sambutan Luar Biasa

18 Juli 2016   14:03 Diperbarui: 18 Juli 2016   18:51 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang tua mengantar anak ke sekolah (Dok Facebook Pribadi)

Gerakan mengantar anak hari pertama sekolah benar-benar mendapat sambutan yang sangat antusias dari sebagian besar orang tua di seluruh Indonesia. Jutaan orang tua hari ini mendatangi sekolah tidak hanya dari tingkat taman kanak-kanak tetapi tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK pun sama.

Gerakan ini mendapat respon yang sangat baik apalagi beberapa instansi hingga tingkat mengeri memberikan dispensasi kepada pegawai atau pekerja yang memiliki anak sekolah untuk memberikan waktu beberapa menit mengantarkan anaknya ke sekolah.

Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di kota besar tetapi di kota-kota kecil dan pedesaan pun sama. Para orang tua dengan rela dan ikhlas meluangkan waktunya untuk datang ke sekolah mengantarkan anaknya seperti yang dilakukan di sekolah kami.

Kegiatan ini memang patut di apresiasi karena dengan mengantar anak ke sekolah terjalin hubungan emosional yang erat antara orang tua dan anak. Sehingga anak merasakan kebanggaan diantar oleh orang tuanya. Selain itu ada ikatan emosional antara orang tua kepada sekolah sehingga orang tua bisa, mengetahui siapa gurunya, wali kelas, serta menitipkan anaknya di sekolah.

Ini yang dilakukan oleh sekolah kami dengan meminta orang tua siswa baru untuk diantar oleh orang tua atau walinya. Hal ini supaya orang tua siswa baru bisa mengenal sekolahnya yang baru, mengenal guru-guru dan stafnya, serta guru bisa bersilaturahmi dengan orang tua siswa. Orang tua akan menyerahkan anaknya kepada guru atau wali kelas sehingga ada keterikatan batin antara orang tua siswa dengan guru yang menjadi orang tua selama di sekolah.

Beberapa hal terpenting bisa saya sampaikan adalah kepada orang tua di antaranya orang tua harus bekerjasama dengan guru atau wali kelas. Jika ada hal-hal yang penting seperti tidak masuk sekolah karena sakit dan kepentingan keluarga maka guru atau wali kelas membagikan nomor handphone untuk dihubungi.

Orang tua menitipkan anaknya kepada guru (Dok. Facebook Pribadi)
Orang tua menitipkan anaknya kepada guru (Dok. Facebook Pribadi)
Begitu juga dengan nomor orang tua diminta oleh guru atau wali kelas agar apabila ada hal-hal mendadak atau penting, guru bisa menghubungi orang tua atau walinya. Karena sekarang ada beberapa siswa yang alasan izin atau sakit ke gurunya padahal pergi keluar tidak berangkat ke sekolah. Sehingga gurunya bisa mengecek kebenarannya dengan menghubungi nomor handphone orang tuanya.

Guru mendidik siswa terbatas pada saat di kelas atau di sekolah. Sementara waktu yang paling banyak adalah di rumah atau lingkungan keluarga.  Oleh sebab itu jika ada permasalahan yang dihadapi oleh anak dengan temannya, atau orang lain bisa diselesaikan dengan baik.

Begitu juga apabila ada hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan antara murid dengan guru sebaiknya minta dikomunikasikan terlebih dahulu tidak langsung dilaporkan kepada pihak yang berwajib atau pihak lain.

Guru juga mengingatkan orang tua tentang bahaya pergaulan di lingkungan sekitar. Untuk itu sebagai orang tua harus peka dan peduli terhadap permasalah-permasalahan yang sedang melanda generasi kita saat ini dari mulai minuman keras, seks bebas, narkotika, kurangnya rasa kepekaan dan kepedulian terhadap sesama, sopan santun yang semakin menipis  hingga pelecehan, dan tawuran.  

Guru juga selalu mengingatkan orang tua agar bisa mengawasi anaknya terutama saat di rumah dan lingkungan sekitarnya. Orang tua harus tetap memberikan penanaman moral dan agama kepada anak-anaknya agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun