Sudah tahun kedua saya mengikuti kegiatan Samber THR (Tebar Hikmah Ramadan) Kompasiana. Tahun 2020 saya mengikuti kegiatan THR karena ingin mengasah kembali keterampilan menulis di Kompasiana, sehingga akunnya tidak dianggap akun mati.
Selain itu tentu saja ingin mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan oleh Kompasiana bekerjasama dengan para sponsor. Walaupun tahun lalu gagal mendapatkan hadiah. Tetapi gagal bukan berarti menyerah dan tidak membuat saya berkecil hati untuk mengikuti kedua kalinya. Kalaupun kalah lagi tidak apa-apa minimal bisa meningkatkan poin Kompasiana saya dari 10 ribuan sudah menjadi 11 ribuan. Selain itu bisa meningkatkan viewer siapa tahu bisa mendapatkan K-Rewards.
Selain itu harapannya adalah salah satu artikelnya bisa terpilih menjadi Artikel Utama, tapi hingga saat ini belum pernah merasakan lagi masuk jadi artikel utama Kompasiana. Kalau bisa jadi artikel utama rasanya bangga dan bahagia terpilih menjadi artikel utama di Kompasiana.
Pada gelaran Samber THR tahun kedua yang saya ikuti ini, ada suka dan duka mengikuti kegiatan. Berikut suka dan duka mengikuti kegiatan Samber THR Kompasiana Tahun 2021 :
Suka mengikuti Samber THR Kompasiana 2021 :
1.Bisa aktif kembali menulis di Kompasiana. Bisa aktif kembali menulis di Kompasiana merupakan suatu kebahagian karena selama ini sulit membagi waktu untuk menulis di Kompasiana. Tetapi karena ada motivasi dengan iming-iming hadiah maka semangat menulis di Kompasiana muncul kembali.
Selama ini motivasi menulis di Kompasiana sudah mulai pudar semenjak jarang mendapatkan K-rewards dan terpilih menjadi Artikel Utama. Berbeda ketika menulis untuk blog pribadi yang bisa langsung mendapatkan reward setiap bulannya sehingga semangat selalu muncul setiap hari.
1.Menjadi Seorang Deadliner. Setiap hari seperti dikejar-kejar dengan postingan atau harus membuat artikel. Padahal setiap hari ada dinamika dalam kehidupan seperti keperluan kesana kemari sehingga tidak bisa konsisten menulis pada jam dan waktu yang sama. Pernah sekali waktu editan video untuk Mysteri Challengemembuat video diunggah ke Instagram. Padahal waktu itu membuat mini-vlog olahraga ringan di bulan Ramadan, saat itu video belum selesai diedit sementara waktunya sudah menjelang pukul 00.00. Ketika selesai diunggah ke Instagram dan posting di Kompasiana ternyata sudah pukul 00.00.