Di Indramayu ada sekali banyak tradisi yang ada sejak dahulu dan kini masih lestari. Dari sekian banyak yang masih terjaga dan dilestarikan tersebut ada beberapa tradisi yang masih sesuai dengan tradisi lama. Tetapi ada juga yang sudah melenceng jauh dari tradisi sebelumnya.
Tradisi-tradisi tempo dulu yang masih lestari tersebut seperti Ngunjung atau Munjung, Mapag Sri, Ngarot, Baritan, Sedekah Bumi dan masih banyak lagi lainnya. Bahkan tradisi tersebut kini menjadi ikon Indramayu seperti pesta Ngarot yang ada di Lelea.
Selain tradisi yang tadi disebutkan, sebenarnya ada tradisi-tradisi lain yang ada di Indramayu yang berhubungan dengan menyambut bulan Puasa atau menjelang Lebaran. Berikut Tradisi Menjelang Lebaran atau Idul Fitri yang ada di Indramayu :
Â
Pertama, Obrog. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh anak-anak, anak muda dan orang dewasa mengamen ke desa-desa menjelang Lebaran. Tetapi yang menarik, mengamennya tidak hanya bermodalkan alat musik atau suara saja, tetapi ada yang menggunakan buta-butaan atau seperti ondel-ondel, menggunakan pakaian wayang orang, tari topeng, dan ada juga yang menggunakan alat musik lengkap seperti layaknya Kuda Depok atau Sisingaan.
Sayangnya tradisi ngobrog ini sudah berbeda dengan tradisi puluhan tahun silam, dimana orang yang berhak ngobrog itu adalah rombongan yang ngobrog pada malam hari membangunkan orang yang sahur, kemudian pada saat menjelang lebaran atau lebaran dan setelah lebaran dia mengamen atau ngobrog dari desa ke desa. Â
Kedua, Anter-anter atau Irim-irim. Tradisi lain adalah anter-anter atau irim-irim, yakni tradisi mengirimkan makanan ke tetangga berupa nasi, dan sayur yang berisi ayam atau daging sapi. Tradisi ini dilakukan mendekati lebaran, biasanya 3 sampai 1 hari menjelang lebaran.
Tradisi ini sangat baik untuk memberikan contoh toleransi antar tetangga, serta berbagi kebaikan antara tetangga yang satu dengan tetangga yang lainnya. Tapi tradisi ini dari waktu ke waktu semakin sedikit yang melakukan. Apalagi dalam kondisi keuangan seperti sekarang terkena dampak Covid-19. Â
Ketiga, Nyekar atau Ziarah Kubur. Nyekar atau Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi menjelang lebaran. Banyak orang yang melakukan ziarah kubur sebelum atau pada saat setelah shalat Ied. Mereka yang nyekar biasanya orang tua atau keluarganya telah meninggal dunia dengan membacakan surat Yaasin, atau Al Fatihah dan menaburkan bunga ke pusara orang yang telah meninggal dunia tersebut.
Itulah beberapa tradisi menjelang lebaran yang ada di Indramayu. Bagaimana tradisi yang ada di daerah Anda tentu berbeda, silakan tuliskan di komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H