Suatu hari saya pernah mengingatkan murid saya, gara-gara dia menggunakan kaos yang mendukung salah satu klub sepakbola favoritnya yang bernada provokatif. Rupanya dia tidak mengindahkan saran dari saya sehingga suatu hari saat dia sedang naik sepeda motor dihadang oleh para pendukung salah satu klub sepakbola lainnya dan akhirnya dia mengalami luka memar pada wajahnya.
Setelah kejadian tersebut dia tidak lagi menggunakan kaos klub sepakbola favoritnya lagi yang bernada provokatif. Dia lebih memilih kaos sepakbola tim nasional atau klub sepakbola dari luar negeri yang tidak ada basecamp fanatiknya.
Kini gara-gara kaos merembet ke ranah politik yang membuat panas pendukung calon presiden lainnya. Kaos bertuliskan #2019GantiPresiden yang idenya datang dari politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera tersebut langsung dibuat kaos tandingan #DiaSibukKerja dari pendukung calon presiden yang notabenenya adalah presiden saat ini. Â
Kemudian para pendukung tersebut memanfaatkan momen CFD (Car Free Day) untuk memamerkan kaosnya masing-masing. Sehingga dampaknya sering terjadi konflik antara pengguna kaos #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja.
Solusinya tentu harus dengan kesadaran individu masing-masing untuk tidak menggunakan kaos tersebut dalam kegiatan seperti Car Free Day, atau kegiatan masal bukan partai. Kaosnya tidak usah dibuang cukup digunakan di lingkungan rumah saja jangan dipakai ke luar rumah yang di lingkungan sekitarnya belum tentu pendukung yang sama.
Mengingatkan kepada pendukung calon presiden untuk tidak mengkultuskan salah satu calon presiden dengan kelebihannya masing-masing dan lupa akan kekurangannya. Mencintai salah satu calon presiden boleh saja tetapi jangan berlebihan sewajarnya saja.
Karena siapapun presidennya, rakyat tentu akan menjadi rakyat sedangkan calon presiden yang terpilih akan menjadi presiden, sedangkan yang calon presiden yang tidak terpilih akan menjadi rakyat biasa. Rakyat sebagai pendukung salah satu calon presiden yang terpilih pun akan mengikuti kebijakan-kebijakan yang memihak atau tidak memihak rakyat yang menjadi pendukungnya.
Menghentikan penghinaan, caci maki, fitnah di media sosial bagi semua pendukung calon presiden. Karena sejak ada media sosial rasanya pertentangan antara pendukung calon presiden begitu masif dan bisa membuat perpecahan bangsa.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa menggugah pemikiran para pendukung calon presiden untuk bisa menahan diri dan Indonesia bisa kembali damai seperti sebelum ada media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H