Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenapa Pelajar Sekarang Kurang Konsentrasi dalam Belajar?

2 Juni 2016   20:03 Diperbarui: 2 Juni 2016   21:33 2831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara belajar saat ini tentu berbeda dengan waktu saya dulu sebelum ada ponsel dan televisi hanya satu channel milik pemerintah. Tetapi sekarang cara belajar siswa sudah mengalami perubahan dengan menggunakan teknologi canggih seperti internet,e-book, e-learning dan lain sebagainya.

Tetapi kemajuan teknologi tidak serta merta membuat pelajar dapat belajar dengan baik, entah itu di rumah maupun di sekolah. Karena berbagai persoalan baru muncul sehingga para pelajar tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar.

Beberapa hari belakang ini saya terkejut dengan hasil ulangan harian yang saya lakukan kepada peserta didik saya. Selain memberikan materi tentang apa yang akan dibuat ulangan harian, saya juga mencoba untuk membuat kuis dengan memberikan soal tanya jawab layaknya cerdas cermat antar kelompok.

Selang satu minggu berjalan, saya mengadakan ulangan harian di satu kelas dengan menggunakan soal yang pernah saya bacakan pada kegiatan cerdas cermat tersebut. Tapi alangkah terkejutnya saya ketika hasilnya dikoreksi ternyata hasilnya di bawah KKM (Kriteria Ketentuan Minimal) semua.

Penasaran dengan hasil yang telah saya dapatkan, kemudian saya melakukan ulangan harian di kelas yang lain dengan soal yang sama. Dan alangkah terkejutnya hasil ulangannya lagi-lagi kurang memuaskan hanya 6 anak yang nilainya sesuai KKM atau di atas KKM.

Hari berikutnya saya melakukan ulangan harian dengan soal yang sama pada dua kelas unggulan. Dan hasilnya kaget ternyata 50 % dan 65 % siswanya mendapatkan nilai di bawah KKM. Akhirnya saya mencari tahu penyebab nilai siswa yang jauh dari KKM yang diinginkan. Karena secara logika harusnya nilainya memuaskan karena soal yang digunakan untuk ulangan pernah dibahas di kelas, soalnya hanya diganti pada beberapa bagian saja.

Akhirnya saya menanyakan kepada siswa alasan kenapa mereka tidak konsentrasi dan fokus dalam belajar sehingga hasil ulangannya tidak maksimal? Berikut jawaban para siswa tidak fokus belajar di sekolah :

  1. Perutnya lapar. Beberapa siswa belum sarapan saat berangkat ke sekolah sehingga mereka merasakan lapar saat pembelajaran. Mereka memang terlihat gelisah ingin segera istirahat dan ke kantin sehingga mereka tidak konsentrasi saat belajar di kelas.
  2. Kondisi badan kurang fit. Siswa yang kurang fit kondisinya membuat mereka kurang konsentrasi dalam belajar di kelas. Sehingga mereka lebih memilih diam, dan merasakan kondisinya yang kurang fit misalnya flu, pilek atau demam.
  3. Permasalahan di rumah. Beberapa siswa berangkat ke sekolah dengan beragam suasana hati salah satunya karena permasalahan yang ada di rumah. Ada yang tidak konsentrasi karena orang tuanya sedang bertengkar, orang tuanya segera bercerai, orang tuanya pergi ke luar negeri dan lain sebagainya.
  4. Suasana kelas yang kurang kondusif. Para pelajar kurang konsentrasi saat di sekitar ruang kelasnya terdengar gaduh. Kegaduhan ini diakibatkan karena ada siswa yang sedang olahraga sepakbola, ada kegiatan paduan suara dan lain sebagainya.
  5. Cara Mengajar Guru yang monoton. Siswa menganggap guru yang monoton dalam mengajar adalah salah satu permasalahan yang membuat mereka tidak konsentrasi lagi dalam belajar di kelas.

Sementara itu saya pun menanyakan penyebab siswa tidak konsentrasi dalam belajar saat di rumah dan inilah jawaban mereka:

  1. Acara di televisi banyak yang bagus. Salah satu penyebab siswa tidak konsentrasi dalam belajar saat di rumah adalah karena banyak channel televisi yang menyiarkan beragam acara yang menarik sehingga mereka lebih memilih menonton televisi dibandingkan belajar. Walaupun ada aturan jam besi (Jam Bebas Televisi) dari pukul 18 – 20 tetapi kontrol dari orang tua yang lemah membuat mereka akhirnya menonton televisi dan tidak konsentrasi dalam belajar.
  2. Ponsel. Banyak pelajar yang berpura-pura belajar di dalam kamar padahal mereka asyik dengan dunianya. Ada yang asyik berkirim pesan, messenger, media sosial, telepon dan lain sebagainya sehingga mereka tidak fokus dalam belajar.
  3. Lebih senang jalan-jalan. Banyak siswa yang senang jalan-jalan setelah pulang sekolah terutama untuk pelajar yang sudah bisa mengendarai sepeda motor seperti anak SMP dan SMA. Berbagai alasan untuk meyakinkan orang tua bahwa mereka tidak akan bepergian jauh padahal dia bergaul dengan teman-temannya.
  4. Main Game. Banyak siswa yang lebih senang bermain game baik melalui perangkat gadget seperti ponsel dan tablet, atau melalui komputer pribadi atau di warung internet. Sehingga mereka lupa dengan yang namanya belajar.
  5. Tidur. Ada beberapa pelajar yang memiliki kesenangan tersendiri yakni tidur. Tidak hanya pada saat setelah pulang sekolah tetapi juga setelah malam tiba sehingga mereka tidak sempat untuk belajar materi yang akan diajarkan oleh guru keesokan harinya.
  6. Persoalan Keluarga. Para pelajar yang memiliki persoalan terutama dengan orang tua atau walinya yang berdampak pada konsentrasi belajar mereka di rumah.
  7. Teman dekat. Banyak pelajar yang mempunyai masalah dengan teman dekat atau pacarnya. Mereka akan resah, gelisah, galau saat ada permasalahan dengan teman dekatnya tersebut yang berakibat mereka tidak bisa belajar dengan fokus.

Itulah penyebab mereka tidak konsentrasi saat di rumah atau di kelas yang dampaknya para pelajar mendapatkan hasil yang tidak memuaskan saat ada ulangan harian, ulangan tengah semester atau ulangan kenaikan kelas.  Mungkinkah guru yang salah dalam mengajar atau sekarang siswanya kurang konsentrasi dalam belajar?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun