Mohon tunggu...
Didit Wisnu Purwanto
Didit Wisnu Purwanto Mohon Tunggu... -

MAHASISWA S1 PGSD UNS KAMPUS VI KEBUMEN ANGKATAN 2010.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Menjadikan Anak Kritis, Kreatif, dan Problem Solver

24 November 2011   17:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang paling berharga yang harus kita sampaikan kepada anak. Kemampuan berpikir kritis sangat penting bagi pengembangan keterampilan dalam memecahkan masalah seumur hidup. Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan berfikir kritis. Tanpa kita sadari setiap hari otak kita berfikir kritis, yaitu kemampuan tanggap atau respon terhadap stimulus yang datang. Agar pendidikan mampu menjadikan anak berpikir kritis, kita sebagai pendidik dapat memperbanyak umpan balik yang diberikan terhadap stimulus sehingga anak dapat meresponnya.

Kreativitas begitu bermakna dalam hidup karena dengan kita berkreatif kita dapat memunculkan ide-ide yang baru, yang mungkin orang lain tidak dapat melakukannya. Selain itu, kreativitas juga dapat membangun diri kita sendiridalam berbagai aspek kehidupanTentunya anak memilki kreatifitas yang berbeda-beda, dan pasti memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif. Yang perlu dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan lingkungan yang mampu menjadikan anak berfikir kreatif dan mampu mengoptimalkan kemampuannya. Kita harus tahu potensi anak, kemudian kita mengarahkan dan mengasahnya.

Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan kreativitas dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi di masyarakat. Problem solving atau pemecahan masalah dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditujukan untuk menemukan kombinasi atau keragaman dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi masalah atau situasi yang baru. Siswa dapat dikatakan sebagai problem solverapabila siswa dapat menguasai dan memahami pelajaran tersebut secara penuh. Kita sebagai pendidik harus bisa mendorong kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang nantinya sangat berguna untuk kehidupan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun