Mohon tunggu...
didit budi ernanto
didit budi ernanto Mohon Tunggu... Freelancer - menulis kala membutuhkan

(ex) jurnalispreneur...(ex) kolumnispreneur....warungpreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menakar Efektivitas Program "Anak Ayam Mang Oded" Atasi Kecanduan Gawai

28 November 2019   11:08 Diperbarui: 1 Desember 2019   04:59 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Antara Foto/Raisan Al Farisi

Program Anak Ayam Wali Kota Bandung Oded M Danial mengglobal. Ini setelah program bagi-bagi ayam bagi siswa SD-SMP oleh Mang Oded --panggilan akrab Wali Kota Bandung ini- memperoleh apresiasi dari sejumlah media asing seperti dari Inggris, Jerman serta Rusia.

Program Anak Ayam Mang Oded mulai direalisasikan, Kamis (21/11) lalu. Saat itu, Mang Oded secara simbolis membagikan 2.000 anak ayam  bagi pelajar di 12 SD dan SMP di Kecamatan Cibiru dan Kecamatan Gedebage Kota Bandung. Selanjutnya program ini dikembangkan hingga ke seluruh Kota Bandung.

Target utama program ini disebutkan Mang Oded adalah upaya melakukan revolusi mental yang dimulai sejak dini.  Salah satu targetnya adalah melepaskan anak dari kecanduan gawai. Diharapkan, dengan menyibukkan diri memelihara anak ayam, si anak bisa mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaannya bermain game di gawainya.

Program yang digagas Mang Oded bisa disebut sebagai program antimainstream sehingga wajar bilamana ada media asing yang tertarik. "Program Anak Ayam" Mang Oded memang menarik dibahas dengan segala pro dan kotranya.

Bagi anak yang hidup di kota besar seperti Kota Bandung,  bukan perkara gampang harus mengubah kebiasaannya bermain gawai menjadi memelihara anak ayam. anak-anak yang gawai-minded itu tak terbiasa memelihara anak ayam.

Terlebih dulu harus ditumbuhkan minat dalam diri si anak. Bukan hal mudah menumbuhkan minat anak memelihara anak ayam di tengah semakin masifnya penggunaan gawai saat ini.

Tanpa ada minat, tidak mustahil anak ayam yang diberikan Mang Oded hanya jadi objek mainan belaka. Risikonya, tentu saja anak ayam itu akhirnya mati sia-sia.

Hal lain adalah bukan hal mudah bagi si anak  memelihara anak ayam. Anak harus memenuhi kebutuhan anak ayam yakni yang paling simpel berupa kandang dan asupan makanan bagi anak ayam. Untuk kandang mungkin bisa dipakai kardus, tetapi jika anak ayam itu tumbuh menjadi ayam dewasa, tentu saja butuh kurungan ayam.

Nah, persoalannya tidak semua anak di Kota Bandung beruntung memiliki pekarangan rumah. Mereka akhirnya harus memelihara anak ayam di dalam rumah. Hidup berdampingan dengan penghuni rumah lainnya.

Jelas tidak mungkin, membiarkan anak ayam itu berkeliaran di luar rumah hingga malah berpotensi menimbulkan gesekan dalam kehidupan bertetangga.

Belum lagi untuk kebutuhan makanan ayam. si anak harus mau menyisihkan uang jajannya untuk membeli makanan bagi anak ayam peliharaannya. Jika tidak, maka berarti dibutuhkan campur tangan orang tua untuk membeli makanan anak ayam itu. Biaya yang harus dikeluarkan si anak ini bisa jadi malah membebani si anak dan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun