Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Prabowo Subianto Mencintai Rakyat Kecil

7 Februari 2025   07:46 Diperbarui: 7 Februari 2025   07:46 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Prabowo Subianto Mencintai Rakyat Kecil

Ramainya PPN 12 persen, persoalan Pagar bambu 30 km di laut Pantura hingga kasus antrian panjang berebut LPG 3 kg, tuntas dan reda setelah Presiden Prabowo turun tangan.

Rencana kenaikan PPN 12 persen dapat menyengsarakan  rakyat kecil, pagar laut sepanjang 30 km dikeluhkan nelayan , kelangkaan gas elpiji membuat susah semua rakyat kecil, masa harus ditangani langsung oleh Presiden?

 Kelangkaan Gas Elpiji.

"Kebijakan Menteri ESDM yang melarang penjualan gas LPG 3 kg di warung adalah kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat." Demikian pernyataan keras Said Iqbal menyikapi persoalan kelangkaan Gas LPG  ukuran 3 kg.

"Akibatnya, masyarakat kecil, termasuk buruh dan pedagang kaki lima seperti penjual gorengan, semakin terhimpit." Tambah, Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal.

"KSPI dan Partai Buruh menyerukan kepada seluruh buruh, pedagang kecil, serta masyarakat yang terdampak untuk bersatu dalam perjuangan ini. Kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat harus segera dicabut demi kesejahteraan masyarakat kecil di Indonesia." Seru, Said Iqbal saat ditemui ayah didi di rumah nya Senin sore 3/2/2025.

Banyak orang dan kaum buruh  menyesalkan kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang melarang penjualan gas elpiji 3 kg di tingkat eceran/warung (agen). Kebijakan ini telah menyebabkan kelangkaan gas dan menyusahkan rakyat kecil, termasuk buruh, pedagang kecil, serta masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat bergantung gas elpiji 3 kg untuk kebutuhan sehari-hari.

Perlu diketahui  sebagai penyebab kelangkaan, Elpiji 3 kg mulai langka setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) melarang pengecer menjual gas bersubsidi tersebut per 1 Februari 2025. Kini, gas melon hanya tersedia di pangkalan resmi.

Dimana mana  terlihat antrian orang orang terutama ibu ibu untuk mendapatkan LPG ukuran 3 kg,bahkan ada seorang nenek nenek di Pamulang Tangerang Selatan meninggal dunia setelah seharian  ikut antrian panjang untuk mendapatkan LPG 3 kg.

Menurut para pejabat antrian panjang berebut LPG bukan karena kelangkaan gas, tetapi pemerintah sedang mengatur distribusi LPG ukuran 3 kg dari pangkalan pengecer.

Menurut nya, selama ini LPG ukuran 3 kg yang disubsidi pemerintah sering terjadi kebocoran akibat kurang tepat sasaran. Akibat kebocoran distribusi maka pemerintah rugi diperkirakan 87 triliyun setiap tahun nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun