Serba Serbi Kongres PGRI XXlll
Oleh Didi Suprijadi
( Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi KSPI)
Meriahnya perhelatan Pesta Demokrasi Lima tahunan Kongres PGRI sering kali diberengi hal hal yang aneh dan lucu lucu.
Lama dan memakan waktu saat  memulai pemilihan hingga perhitungan suara untuk memilih F2 untuk dijadikan Ketua.
Berbeda dengan saat pemilihan F 1 untuk Ketua Umum yang dilakukan secara  aklamasi, pemilihan dan perhitungan suara pemilihan F2  dilakukan secara langsung dan bebas oleh peserta peserta mandat sejak siang hingga lepas waktu Isya.
Lelah dan jenuh hilang bagi  panitia pelaksana pemilihan Kongres saat TPS terakhir diumumkan hasil perolehan suara nya melengkapi 6 TPS lainnya yang sudah dihitung terlebih dahulu. Dalam pemilihan pengurus ini panitia menyiapkan bilik kotak suara sebanyak 7 TPS.
Pleno ke Vl Kongres PGRI Sabtu malam mengesahkan hasil perhitungan suara dalam pemilihan Formatur F2 untuk memilih calon ketua yang digabung dengan memilih sekaligus sekjen.
Kongres tahun ini ada perubahan AD/ART dalam tata cara pemilihan pengurus dimana aturan sebelumnya untuk memilih seorang Sekjen harus melalui pemilihan Formatur ke tiga atau F3. Kongres PGRI tahun ini pemilihan F3 langsung digabung dengan pemilihan calon Ketua yaitu F2.
Sebelumnya  pemilihan calon Ketua dipilih sebanyak 7 orang , sedangkan saat ini  calon Ketua ( F2) dipilih sebanyak  11 orang,kemudian dari sebelas orang calon ketua terpilih ,satu diantaranya dipilih oleh formateur untuk di jadikan seorang Sekjen.
Terpilih calon Ketua dengan suara paling tinggi berjumlah 1132 adalah Dudung Abdul Qodir,kemudian terpilih kembali oleh formateur menjadi Sekjen PB PGRI masa bakti XXlll.