Tulisan Shubuh
Berkunjung ke Masjid Jami Assalafiyah
Bagian 1
Kiara pencekik yang Unik dan Lingkungan Hidup.
Part 3
Setelah bercerita tentang pohon besar Kiara pencekik di komplek makam wakap Pangeran Jayakarta , Sang Kakek sengaja menemui Ustadz Sahrul yang tempo hari ketemu di teras pelataran masjid.
"kek ketemuan sambil ngopi bareng temen temen di KTH 5" demikian janji  ustadz Sahrul diucapkan  kepada Kakek.
"kth 5?" gumam kakek menirukan ucapan ustadz Sahrul, dalam hati. Â Kakek kurang paham nama tempat tersebut.
Rupanya nama kth 5 itu nama suatu tempat, tempat bagian dari kegiatan temen temen ustadz Sahrul berkegiatan dalam bidang lingkungan hidup.
KTH 5 letaknya hanya berjarak 50 meteran dari pohon besar Kresek di belakang Masjid Jami Assalafiyah.
"Ini Kodil, Ebet, Bule,Usuf dan Ewin" demikian Ustadz Sahrul memperkenalkan temen temen nya di KTH 5 kepada Kakek. Ustadz Sahrul memperkenalkan temen temen nya sambil sesekali mengisap rokok dengan cangklong gading kesayangannya.
Nama nama yang disebut oleh ustadz Sahrul sedikit aneh kedengarannya ditelinga Kakek,maklum pendengaran orang yang sudah lanjut usia, atau mungkin nama tersebut nama nama samaran atau panggilan anak anak zaman melenial.
Usia temen temen ustadz sebaya dengan usia anak anak Kakek, tetapi bila dilihat dari raut wajahnya adalah orang orang yang serius berkegiatan di bidang lingkungan hidup.
"Assalamualaikum," seru Kakek membuka pembicaraan agak canggung . Lalu Kakek memperkenalkan diri basa basi dilanjutkan dengan maksud dan tujuan pertemuan tersebut."kakek mohon dijelaskan tentang pohon Kresek hubungan nya dengan Lingkungan Hidup" simpel pertanyaan nya.
" Coba tolong ceritakan sepengetahuan temen temen tentang pohon Kresek yang berhubungan dengan cerita masyarakat, khususnya hubungan nya dengan Lingkungan Hidup" pinta ustadz kepada temen temen nya menyela.
Cerita tentang pohon Kresek itu sesuai permintaan Kakek kepada ustadz Sahrul yang disampaikan beberapa hari lalu.
"Kiara pencekik itu pohon yang unik" sela Ewin, ditengah obrolan sendau gurau di bawah tenda . Unik kata Ewin "karena pohon itu bunga nya disembunyikan dalam buahnya,sedangkan pohon lain bunga selalu dipamerkan untuk menarik lawan jenisnya." menjelaskan .
Menurut pengamatan Kakek, Ewin ini orang nya terlihat kaku dan  sangat serius, temen temen lain  ngobrol santai sambil mengisap rokok filter,sedangkan Ewin tidak merokok, jadi terlihat kurang rileks dan tidak santai.
"Kiara pencekik berbunga sepanjang tahun dan berbuah lebat serta berbiji banyak" tambah Ewin bersemangat.Â
"sehingga dapat menyediakan makanan buat hewan pemakan buah sepanjang tahun, dengan demikian siklus kehidupan antara pohon dan hewan berjalan normal"
Maksud Ewin ingin menjelaskan bahwa hubungan timbal balik antara Kiara pencekik sebagai penyedia buah dan biji makanan , dengan hewan pemakan buah seperti kampret kalong dan burung yang memanfaatkan daging buah sekaligus dapat menyebar kan biji untuk pertumbuhan tanaman Kiara pencekik selanjutnya.
Prinsip lingkungan hidup saling kerjasama antara Kiara dan hewan pemakan buah adalah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
Hikmah dari cerita ini adalah bahwa dua komponen mahluk hidup yang saling keterkaitan dan ketergantungan merupakan wujud dari prinsip keseimbangan bagi alam lingkungan hidup.
Bila hal ini diterapkan pada kehidupan masyarakat bisa jadi anggota masyarakat menjadi kan tanaman sebagai sumber makanan dan manusia menjaganya dengan mengembang biakan sekaligus membudidayakan tanaman.
Salah satu indikator dalam penerapan program kampung iklim adalah terwujudnya ketahanan pangan di masyarakat secara swakelola.
( Bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI