Mohon tunggu...
didir deshcamp
didir deshcamp Mohon Tunggu... -

simple, easy going

Selanjutnya

Tutup

Puisi

-Selamat Jalan-

18 Mei 2010   20:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:07 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kini tiada lagi matahari dan bulan dikehidupanku..
Hanya langit yg mendatar,dipenuhi gelombang awan yg bergelung mendung,mengandung murka,membendung suka,menyisakan air mata..
Matahari telah redup,bulan pun telah lama surup,hanya kenangan lapuk yg terpendam didalam lubang benak paling dalam..
sesekali aku ingin membakar kenangan itu,agar menjadi api bagi matahari,dan sinarnya ku hempaskan pada bulan tetapi kenyataan adalah lidah Tuhan yg tak mampu ku belokan!
Matahari,bulan,selamat jalan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun