Mohon tunggu...
Didi Prianto
Didi Prianto Mohon Tunggu... -

Akhir-akhir ini mencoba mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kutuk Atas Bangsa?

3 Maret 2010   07:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:38 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak di antara kita, warga negara Indonesia, yang tidak percaya pada beberapa dari pemimpin-pemimpin kita. Dalam banyak kasus, kita mengritik, menyalahkan, dan mengutuk mereka.

Kutuk akan menimpa kepala orang yang suka mengutuki orang lain. Ia cinta kepada kutuk--biarlah itu datang kepadanya; ia tidak suka kepada berkat--biarlah itu menjauh dari padanya. (Mzm. 109:17 TB) Jika seseorang suka mengutuki orang-orang lain yang tidak pantas menerimanya, maka kutuk itu akan kembali kepadanya.

Kepada murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam(damai) kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salam(damai)mu itu turun ke atasnya, jika tidak, salam(damai)mu itu kembali kepadamu”. (Mat 10:12-13) Prinsip ini juga berlaku terhadap kutuk. Kutuk akan terkena kepada orang yang pantas menerimanya yaitu orang yang suka mengutuki. He who gives blessing will be made fat, but the curser will himself be cursed. (Prov. 11:25 BBE). Siapa yang memberi berkat akan menjadi gemuk, tetapi pengutuk (orang yang suka mengutuki) akan dikutuk.

Mengapa kita harus mengutuki pemimpin-pemimpin kita? Memang, mereka bukanlah orang-orang sempurna yang tidak memiliki kesalahan dan kelemahan. Kita boleh saja mengritik mereka sebab kritikan bukan saja akan berguna bagi mereka tetapi juga bagi pemimpin-pemimpin berikutnya. Selain itu, When there is no helping suggestion the people will have a fall, but with a number of wise guides they will be safe. (Prov. 11:14 BBE). Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada. (Ams 11:14 TB) Kritikan atau nasehat akan menyelamatkan bangsa. Namun, kutuk sangat berbeda dengan kritikan.

Jika terlalu banyak warga negara mengutuki pemimpin-pemimpin, maka kutuk akan ada di atas bangsa. Daripada mengutuki pemimpin-pemimpin kita, bukankah sebaiknya kita berdoa dan memberkati mereka? Berdoalah agar pemimpin-pemimpin kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk memimpin dan memerintah. Karena, Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, ….. (Ams 1:7 TB).

Berkatilah pemimpin-pemimpin kita, maka bangsa inipun akan diberkati. Apa yang kita inginkan bagi negeri dan bangsa tercinta ini? Apakah kita mengharapkan berkat atau kutuk atas bangsa ini?

Dialihbasakan dan disunting dari artikel Curse on the Nation? oleh David Solafide.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun