Mohon tunggu...
didin mahpudin
didin mahpudin Mohon Tunggu... Guru - Tulisanku

bergerak di dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

27 Juni 2022   11:03 Diperbarui: 27 Juni 2022   11:15 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa (Fact) 

SMPN Satap 2 Krangkeng adalah sekolah kecil dengan luas bangunan 650m2 dan Luas Tanah 850m2, secara geografis terletak diujung timur Kab. Indramayu yang Berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon. Sekolah kami hanya ada 3 (Tiga) Ruang kelas. Ditahun Ajaran 2021/2022 Jumlah Total Siswa kami yaitu 56 Peserta Didik, dengan komposisi Kelas 7 sebanyak 17 Siswa, Kelas 8 sebanyak 16 Siswa dan Kelas 9 sebanyak 23 Siswa. Kondisi masyarakat yang ada di lingkungan sekolah kami adalah keluarga ekonomi menengah ke bawah dengan pekerjaan sehari-hari masyarakat mayoritas buruh tani. Dengan kondisi yang seperti itu, pengelolaan sekolah kami bertumpu dan hanya mengandalkan dari bantuan pemerintah (BOS) Pusat, sehingga untuk pengelolaan kegiatan, biasanya kami lakukan secara sederhana dengan memperhatikan dan mempertimbangkan anggaran yang dimiliki.

Sejak berdirinya SMPN Satu Atap di Tahun 2013, Sekolah kami belum pernah mengadakan kegiatan Pelepasan Kelas 9 dengan balutan acara yang meriah seperti sekolah pada umumnya, berupa Wisuda atau Upacara Adat dikarenakan Jumlah siswa yang sedikit, Sumber Daya Manusia (Guru) kurang personil, dan Budget yang sangat minim, maka biasanya hanya menjalankan jadwal pengumuman kelulusan saja dengan memberikan secarik kertas Lulus/Tidak Lulus disertai Perolehan Nilai Akhir Siswa.

Tahun ajaran 2021/2022 barulah muncul ide untuk mengadakan acara pelepasan kelas 9, dengan pertimbangan siswa yang lumayan banyak dibandingkan angkatan sebelumnya, pertimbangan suara siswa yang meminta untuk mengadakan acara, yang selanjutnya guru mendukung atas pilihan-pilihan yang disepakati siswa, dan akhirnya acarapun terlaksana dengan kontributor (peran serta) aktif adalah siswa itu sendiri sebagai wujud dari rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah. Sebagai keseriusan siswa dari rasa memiliki terhadap kegiatan ini, mereka rela untuk memberingan sumbangan 50.000,- rupiah untuk biaya snack acara, medali kalung dan buku kenangan siswa, dan merekapun menggunakan kebaya untuk siswa perempuan dan Jas untuk siswa laki-laki.

Hasil dari kegiatan pelepasan siswa kelas 9 ini terbilang cukup sukses, karena telah sesuai dengan apa yang direncanakan dan disepakati bersama, mulai dari pembukaan sampai acara penampilan-penampilan kreasi seni. Ditengah-tengah sebagai acara inti adalah pengumuman kelulusan dan penyematan medali kalung kepada setiap siswa kelas 9.

Pelepasan kelas 9 idealnya dilakukan dengan perencanaan yang matang, jauh-jauh hari dengan mempersiapkan kreasi-kreasi seni dari murid sebagai produk dari hasil belajar mereka selama ini, disamping itu juga guru melalui kepanitian yang telah ditunjuk kepala sekolah mempersiapkan dan menyusun acara kegiatan dengan matang, namun kondisi yang terjadi perencanaan jauh-jauh hari ini tidak dilakukan karena kebiasaan lama pelepasan di sekolah kami belum pernah dilaksanakan, sehingga ketika ada suara siswa yang menginginkan acara pelepasan siswa kelas 9, hal ini diapreasiasi seadanya dan yang terpenting adalah memulai. Termotivasi dari kata: “tidak ada langkah seribu tanpa satu langkah memulai”.

Gambar 01. Foto saat pelaksanaan Musyawarah Mufakat. Pada pojok kanan bawah terlihat titimangsa tanggal dan tempat kejadian.


03-62b92b00bb4486691608e702.jpg
03-62b92b00bb4486691608e702.jpg

Gambar 02. Sesi Foto Bersama saat Pelaksanaan Kegiatan Pelepasan Kelas 9 dengan sebagian guru dan murid.

Perasaan (Feeling) 

Perasaan ketika atau setelah menjalankan ketiga Aksi Nyata

Perasaan kami setelah menjalankan Aksi Nyata dengan mengadakan acara pelepasan siswa kelas 9, sangat senang dan gembira, karena merasa telah sukses memulai. Ini sebagai modal gambaran untuk acara selanjutnya di tahun depan, tentu masih banyak kekurangan dan hal-hal yang harus diperbaiki, namun point pentingnya adalah pengalaman adalah guru terbaik. Kami sudah memulai.

Pembelajaran (Finding) 

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan Aksi  ( baik dari kegagalan maupun keberhasilan)

Pelajaran yang di dapat dari Aksi Nyata ini adalah bahwa pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan mengelola sumber daya/Aset yang kita miliki itu sangatlah penting. Dari sini akan terbuka pemecahan masalah, karena kelebihan yang kita miliki akan mampu menutupi kekurangan yang ada. Contoh konkrit adalah saat Guru tidak mampu membersamai murid berlatih kreasi seni, ternyata dengan modal lingkungan, siswa generasi milenial mengenal medsos tiktok, youtube, dari sana mereka belajar bagaiman kreasi seni tari, mereka berlatih tanpa bimbingan langsung dari guru, dan akhirnya jadi dan bisa ditampilkan.

Penerapan ke Depan (Future)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Rencana perbaikan di masa mendatang adalah kegiatan ini harus menjadi agenda tahunan dan dipersiapkan jauh-jauh hari dengan dibentuk kepanitiannya, kemudian lakukan persiapan dengan matang, seperti mengumpulkan produk-produk hasil belajar dan menghadirkan orangtua murid sebagai suatu kebanggaan melihat anak-anak mereka berhasil lulus dan mencapai prestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun