Beberapa hari yang lalu, dunia hiburan berduka. Seorang pedangdut daerah meninggal dunia akibat gigitan ular berbisa yang dipegangnnya saat tambil menghibur masyarakat di Karawang Jawa Barat pada Minggu, 3 April 2016 lalu. Penyanyi dangdut asal Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, Karawang yang berusia 29 tahun dengan nama asli Irmawati ini dikenal sebagai penyanyi dangdut dengan atraksi menari dengan ular bebisa seperti Kobra, Piton dan Sanca.
Tetapi nahas, Ibu tiga anak tersebut tidak sengaja menginjak ekor ular cobra yang dipegangnya saat berjoget bersama, sehingga ular yang sangat berbisa tersebut kemudian mematuk pahanya, sehingga dia terjatuh dan terkulai. Rekan-rekannya meminta untuk berhenti tetapi tekadnya membuat tetap kuat dan tetap melanjutkan show nya. Hingga akhir acara Irma pun pingsan dan dilarikan ke rumah sakit, di tempat perawatan itulah Irma memenuhi ajalnya, ia meninggal dunia meninggalkan tiga orang anak yang masih kecil.
Banyak cerita mengungkapkan tentang Irma, dalam keluarganya, Irma merupakan tulang punggung bagi keluarganya, dengan menjadi penyanyi keliling tersebutlah dia mendapatkan upah sekitar Rp. 500.000/ satu kali manggung, ditambah dengan belas kasih orang-orang yang datang memberikan saweran dan lain-lain. Dari hasil usaha tersebutlah, ia menghidupkan ketiga anaknya dan keluarganya yang lain. Kini Irma sudah menghadap kehadirat Tuhan, dan menjadi pukulan besar bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Setelah Irma meninggal, kini tidak ada lagi tempat bersandar bagi keluarga dan ketiga orang anaknya yang masih kecil tersebut. Keluarganya yang tergolong kurang mampu tersebut saat ini hanya mengharapkan bantuan orang lain.
Beritanya yang tragis tidak hanya mendapat liputan luas di dalam negeri melainkan juga media luar negeri. Tidak kurang 110 media asing memuat kejadian tragis tersebut, termasuk media ternama The Washington Post, Fox News, Majalah Time, Daily Mirror dan the Telegraph, Inggris. Bahkan, media Rusia, Bosnia, India, Argentina sampai Nigeria pun memberitakan peristiwa yang tidak lazim itu.
Mendengar tentang itulah langsung mengundang reaksi simpatik dari ketua DPR RI Dr. H. Ade Komaruddin, yang merupakan anggota dewan dapil Jawa Barat. Melalui Staff Ahlinya Eko Surya Effendi, Ade Komaruddin memberikan santunan kepada putri mendiang Irma Bule. Penyerahan santunan itu juga disaksikan langsung oleh suami Irma Bule, Andri dan Kepala Desa Dawuan Timur, di rumah Irma di Dusun Pawarengan RT 02, RW 01 Desa Dawuan Timur Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Minggu (10/4/2016).
“Pak Ade Komaruddin menyampaikan ucapan bela sungkawa atas meninggal Irma, dan semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT” ucap Staff Ahli Ade Komaruddin. Eko (panggilan staff ahli Akom) juga menjelaskan tentang sikap dan komitmen Akom yang tetap memperjuangkan aspirasi dan nasib masyarakat Kabupaten Karawang dan Daerah pemilihannya secara keseluruhannya ditingkat nasional. Melalui staffnya juga Ade Komaruddin menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga almarhum, rakyat Karawang dan rakyat Jawa Barat karena tidak bisa datang memberikan bantuan tersebut secara langsung sebab ia (Akom) sedang menjalankan tugas di Daerah lain selaku Ketua DPR RI. Namun walaupun dalam keadaan yang sangat sibuk “Pak Akom tetap ingin membuktikan kepeduliannya terhadap masyarakat di Dapilnya, walaupun dalam keadaan yang sangat sibuk,” kata Eko.
Ade Komaruddin merupakan anggota DPR RI yang sudah menjabat lima periode berturut-turut sejak 1997 hingga 2019 mendatang. Itu menunjukkan dia sebagai anggota DPR yang peduli pada nasib rakyatnya, tokoh yang selalu memperhatikan keadaan masyarakatnya, dan pejabat negara yang selalu menjalankan amanat rakyatnya dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Sehingga itulah yang membuat Akom tetap selalu ada di hati rakyat Jawa Barat sebagai daerah yang mengutusnya sebagai wakilnya di Senayan.
Pada kesempatan ini pula, penulis ingin mengajak untuk peduli pada orang-orang yang tidak mampu, peduli pada keadaan disekitar kita, peduli pada lingkungan dan keamanan tempat tinggal kita dari segala hal. Peka pada nasib orang-orang miskin dan tidak mampu, meringankan tangan untuk mengulurkan bantuan pada mereka yang membutuhkan bantuan. Karena dengan bantuan dan kepedulian kita tersebutlah mereka akan menjadi bahagia dan tetap bisa menikmati kehidupan, mereka juga akan memberikan doa terbaiknya untuk kita yang memberikan pertolongan pada mereka. Mari menebar kebahagian. Terimakasih.