Mohon tunggu...
Didin Emfahrudin
Didin Emfahrudin Mohon Tunggu... Novelis - Writer, Trainer, Entrepreneur

Penenun aksara yang senantiasa ingin berguna bagi semua makhluk Allah SWT, layaknya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Nampaknya Lega, Tapi Makin Menyiksa, Yakinlah!

19 April 2024   23:27 Diperbarui: 19 April 2024   23:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

NAMPAKNYA LEGA, TAPI MAKIN MENYIKSA, YAKINLAH!

Oleh : Didin Emfahrudin 

(Orang Biasa Yang Ingin Bermanfaat Untuk Semua)

Sosial media benar-benar telah menjadi ajang luapan segala problema kehidupan manusia. Pagi-pagi buta kubuka Instagram. Eh, muncul kabar ada selebgram yang bunuh diri sembari live yang menggegerkan jagad maya dan jagad realita. Siang hari, ganti kubuka media sosial khas warna biru buatan Om Mark, Facebook. Wah, jangan ditanya lagi. 

Story dan feed medsos satu ini tiap hari berseliweran kegundahan demi kegundahan khususnya curhatan kaum hawa. Ada curhatan teman di kota sebelah yang memaki-maki suaminya tak bertanggungjawablah. Ingin segera diceraikan namun masih saja digantung bak di penjara besilah. Ada si suami yang mengatai istrinya betina jahanamlah. Sesama wanita bertengkar saling hina kelakuanlah. Pelakor versus istri sah saling rebutan satu pria idaman merekalah.

Pokoknya makin hari makin bingung saja kita memilah informasi yang bagus buat anak-anak kita. Apalagi di sosmed TikTok yang kini jadi keseharian hiburan mulai anak balita hingga manula. Hmmm, yang fyp tentu bukan soal bagaimana cara mengaji dan sholat yang bagus dan benar kan yah pemirsa. 

Belum lagi media YouTube yang cukup bebas diunggah apa saja dan makin menggantikan televisi hampir 90 % di tiap rumah orang Indonesia. Kalau media sosial WhatsApp, ya ... kamu yang punya temen model a, b, c, pasti tahulah gimana tiap menit status mereka yang mengguncang atau bikin meringis jari scrooler di ponsel pintarmu masing-masing.

Melihat fenomena curhat via sosmed era terkini yang makin terbuka dan semakin membahayakan dampak pengaruhnya ini. Nampaknya kita bisa menganalisa. Bahwa kebutuhan teman curhat privasi manusia kini makin terkikis. Semua informasi masalah hidup seolah bisa lega dan terselesaikan dengan mengumbarnya di media sosial kita. Padahal, ah, lega tidak makin rumit dan menambah luasnya problema iya.

Tradisi sowan Kiai, Psikolog, Guru maupun saling bertemu tabayyun antar pihak bersengketa, mencari sosok penasehat atau mediator problem solver kini sudah digantikan semua oleh ruang pemuas curhat bernama Story Social Media. Entah sampai kapan fenomena ini akan menggerus karakter bangsa kita. Penulis di sini yang juga sebagai penikmat sosial media hanya berusaha mengingatkan diri sendiri. Lebih-lebih kepada pembaca. 

Jika masih ada banyak cara yang lebih arif dan mulia untuk meluapkan segala macam problema gundah gulana kalian. Bukan dengan cara menulis dan berucap kasar di medsos dan apalagi mengakhiri hidup dengan live di sosial media. Naudzubillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun