Istilah mahasiswa abadi (MA) di zaman kini adalah suatu hal yang mesti dieliminasi dari dunia mahasiswa. Betapa tidak, mahasiswa yang malas menyelesaikan studi kuliahnya menjadi indikasi kuat bahwa dia tidak punya rencana masa depan yang jelas.
Pada zaman yang serba kompetitif seperti sekarang ini, rencana yang jelas adalah solusi jitu untuk bisa eksis dan sukses. Termasuk juga dalam hal akademik, tanpa rencana yang jelas masa depan kuliah akan buram bahkan tidak jelas sama sekali.
Tanpa adanya batasan masa kuliah mahasiswa tidak jarang justru berleha-leha. Bermain-main dengan waktu. Seolah-olah waktu adalah barang murahan yang bisa dengan mudah "dibeli" kembali lain waktu.
Ada banyak alasan yang dikemukakan salah satunya masih banyak kegiatan yang mesti dilakukan selain kuliah. Hal itu karena masa kuliah adalah masa yang menurutnya mesti diisi dengan pengalaman dan pelajaran yang banyak. Oleh karena itu, wajar jika kuliah sedikit tersendat.
Alasan tersebut sangat tidak wajar. Kenapa ? Karena dengan memanage waktu dengan baik, sepadat apa pun kegiatan yang diikuti masih bisa di sisasati guna tetap kuliah. Kecuali jika mahasisiwa itu sendiri yang malas untuk mengikuti perkuliahan.
Sebagai penyandang status tinggi sebagai seorang pembelajar, "calon" intelektual dan agent social of change sangat ironis jika mengelola waktu sendiri saja tidak sanggup, bagaimana mengatur dan memberi contoh kepada masyarakat.
Pembatasan masa kuliah sejatinya banyak manfaat yang bisa dirasakan jika diberlakukan. Pertama, pembatasan masa kuliah bagi mahasiswa menjadi stimulus untuk sungguh-sungguh belajar dan kuliah. Kedua, Mahasiswa akan terdorong untuk meningkatkan performa belajar supaya hasil maksimal bisa diraih. Ketiga, Pembatasan masa kuliah juga akan mengelimir rasa malas yang selama ini menjadi penyebab adanya istilah mahasiswa abadi (MA).
Mahasiswa seharusnya tidak perlu risau apalagi takut dengan pembatasan masa kuliah. Pembatasan ini adalah solusi cerdas untuk kita supaya kuliah bisa kita selesaikan dengan baik dan kalau bisa tepat waktu.
Kita seharusnya malu dengan para founder father's kita dulu. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan Indonesia sekarang. Maka dari itu, salah satu "perjuangan" kita sebagai mahasiswa dalam rangka mengisi kemerdekaan ini adalah dengan belajar dengan baik dan berprestasi. Mau dibawa kemana pendidikan kita ini, jika kita leha-leha terus.. Terakhir, menjadi mahasiswa abadi, zadul ah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H