A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap.  Namun kecenderungan seseorang untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri.  Sejauh mana kepribadian  terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi.
Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang  sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya.  Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan dan keunggulan yang dimiliki maupun kekuranganÂ
/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Â Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif.Â
B. PENGERTIAN
Menurut John Robert Powers (1977), Â konsep diri adalah 'kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku' Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.
C. PENGENALAN DIRI DALAM KONTEKS YANG BERBEDA
a. Konteks Ilmu Antropologi
Ilmu antropologi mempelajari tentang asal usul dan perkembagan budaya manusia, seseorang mengenal dirinya dari budaya, karakter seseorang dapat dibentuk oleh budaya lingkungan yang terintegrasi dengan penerapan budaya dalam lingkungan.
b. Konteks Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu tentang hubungan atau interaksi sosial manusia dengan manusia lain. Hubungan atau interaksi sosial secara positif maupun negatif dalam kehidupan dapat membentuk karakter individu seseorang.
c. Konteks Religius/Agama
Agama mengajarkan tentang ajakan dan larangan yang harus di ikuti oleh manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Agama mengajak manusia sebagai mahluk yang mulia tidak bercacat di dihadapan Tuhan.
d. Konteks Pendidikan
Suatu proses pendidikan secara berjenjang dan berkesinambungan dapat membentuk kepribadian yang baik, mengisi pengetahuan sebanyak mungkin dan dapat melatih motorik seseorang.Â
D. TUJUANÂ
Dengan adanya pemahaman terhadap konsep diri, diharapkan :
* Tumbuhnya kesadaran seseorang untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya.Â
* Terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang sejahtera. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.
E. ULASANÂ
Mengapa Konsep Diri Diperlukan
Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor yang  menentukan, dengan demikian 'konsep diri' seseorang bukan suatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan.
Proses Pembentukan Konsep Diri
* Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang.
* Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan  konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya merupakan figur kedua setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri.Â
* Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar. Â Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri. Â Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak konsisten.
Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu :
pengetahuan,
harapan diri,
penilaian diri.
Pengetahuan :
Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup :
Identitas formal
Kualitas pribadi
Merupakan perbandingan antara kita dengan orang lain
Ekspresi verbalnya 'saya adalah ................. '
Harapan :
Merupakan idealisme mengenai diri seseorang
Karakteristik pribadi
Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang
Ekspresi verbalnya  'saya seharusnya dapat  menjadi ..............'
Penilaian diri :
Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara 'saya saat ini' Â dengan harapan tentang 'diri saya yang akan datang '. Â Hasil perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri :
* Semakin besar perbedaan antara 'saya saat ini' dengan 'saya seharusnya menjadi apa', berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya.Â
* Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri.
Konsep Diri Negatif Dan Positif
Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri bisa berada diantara 2 titik, yaitu ; konsep diri negatif sampai konsep diri positif. Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah kemana.
      Konsep diri  ( - ) ------------------------------> Konsep diri ( + )
Konsep diri negatif :
Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila :Â
1. Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
2. Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap 'betul'.Â
3. Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam dirinya daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.
Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif pula, dimana seseorang merasa sebagai pribadi yang 'baik'. Â Dengan demikian ciri konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri sendiri, harapan-harapan yang tidak realistik dan terlalu tinggi, dan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri.
Konsep diri positif :
Seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :
1. Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan kelemahan dirinyaÂ
2. Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewaÂ
3. Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya yang dianggap merugikan.
Ciri konsep diri positif adalah : memiliki pengetahuan  yang cukup luas tentang dirinya, mempunyai harapan yang realistik dan self esteem yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat.
Perubahan Konsep Diri dan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-hari
Perubahan konsep diri :
Seperti telah diuraikan di atas, konsep diri merupakan informasi tentangÂ
 diri seseorang, dan lebih bersifat subyektif.  Dalam konsep diri memuat perkiraan mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang, dan berusaha untuk bisa mewujudkannya.  Perkiraan tersebut sebenarnya bisa negatif atau kurang tepat, dan seseorang dapat mengubahnya sehingga menghasilkan konsep diri yang baru dan menyenangkan.
Tahapan untuk mengubah konsep diri sebagai berikut :
1. Tetapkan perubahan yang akan dicapai
2. Dapatkan umpan balik dari orang lain
3. Perbaiki cara pandang terhadap diri sendiri
4. Perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri
Penerapan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari :
Dalam bermasyarakat kita menghadapi berbagai sikap dan perilaku yang berbeda-beda. Â Penerapan konsep diri tergantung kepada dirinya sendiri, antara lain :
1. Dapat menyadari kelemahan dan kekurangannya
2. Pandai mengendalikan diri
3. Tenggang rasa
4. Berusaha jujur terhadap diri sendiri serta menyadari peranannya
Contoh :
1. Mengambil keputusan tanpa mempelajari dan mempertimbangkan kenyataan yang sesungguhnya akan berakibat keputusan yang diambil kurang tepat.  Dengan kata lain orang yang mempunyai konsep diri positif akan  mengambil keputusan tanpa emosional.
2. Â Orang yang mempunyai sifat 'mau menang sendiri' (egois) tidak mau merubah diri untuk tidak egois. Â Orang tersebut tidak mampu merubah dirinya atau merubah konsep dirinya yang negatif.
Jadi konsep diri terbentuk melalui proses dimana seseorang telah dapat menemukan jati diri, mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Â Kemudian mampu menerima dirinya sebagai suatu kenyataan. Â Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang positif. Â Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki sikap percaya diri. Sikap percaya diri merupakan sikap seseorang yang memiliki keyakinan teguh akan tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain.
Seseorang yang bersikap percaya diri mengakui dua hal, yaitu ; (1) dirinya mempunyai hak dan perasaan, (2) orang lain juga mempunyai hak dan perasaan. Menyadari kedua hal tersebut, seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau melanggar hak
orang lain.  Sifat percaya diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang yakin pada dirinya masing-masing.  Sikap tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk merubahnya.  Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain.  Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki percaya diri : lebih baik bertindak meskipun kemungkinan salah yang kemudian diselesaikan, daripada diam menerimanya  dengan bersungut-sungut di belakang (ngomel).
F. KESIMPULAN
Konsep diri seseorang adalah jawaban terhadap "siapa saja" Â bagaimana seseorang melihat dirinya. Dengan demikian konsep diri merupakan titik pusat kesadaran perilaku seseorang.Â
Konsep diri merupakan dasar dari seseorang untuk menilai pengalaman diri sendiri serta dasar untuk memperbaiki kekurangan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.Â
Konsep diri adalah seluruh persepsi tentang "aku" yang berhubungan dengan perasaaan, keyakinan, nilai-nilai, kekurangan, kelebihan serta kemampuannya.Â
Konsep diri adalah sesuatu yang dinamis (terus berkembang) dan merupakan kumpulan dari berbagai sikap seseorang yang positif. Seseorang yang memiliki konsep diri mempunyai identitas diri yang jelas. Dengan melatih diri, seseorang akan mencapai tingkat kemantapan dalam menentukan peran, dan dapat mengambil keputusan yang selaras, serasi dan seimbang dengan keadaan, serta dapat mengembangkan konsep diri.
Didimus Wandik,S.Pd
Mahasiswa Pasca Sarjana
Jurusan Sosiologi Universitas Cenderawasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H