Tidak banyak hobi yang berkaitan dengan mengoleksi benda yang dapat bertahan selama lebih dari satu abad. Tentunya, hanya benda-benda layak koleksi yang selalu mendapat tempat di hati kolektornya. Salah satu hobi yang digemari adalah mengoleksi benda-benda pos atau filateli. Filateli adalah hobi yang menarik, setidaknya bagi beberapa kalangan yang mengakrabi dunianya. Benda-benda filateli yang diterbitkan oleh kantor pos di setiap negara selalu diminati oleh para kolektor dan filatelis. Jumlah cetak terbatas dan desain berkarakter menjadikan benda-benda filateli layak dikoleksi. Prangko, sampul hari pertama, carik kenangan, dan sampul peringatan adalah beberapa benda filateli yang diburu oleh para filatelis. Benda filateli tersebut diterbitkan dalam satu seri khusus dan mengangkat tema tertentu. Tema yang diangkat adalah hal yang berhubungan dengan budaya, pendidikan, dan sosial-kemasyarakatan. Di Indonesia, PT. Pos Indonesia merilis beberapa seri penerbitan setiap tahun. Tema yang diangkat disesuaikan dengan rencana penerbitan benda filateli yang dirilis tahun sebelumnya. Dalam satu seri penerbitan, jumlah benda filateli yang dicetak berkisar 10.000 set saja. Harga yang dipatok untuk masing-masing benda filateli sangat terjangkau. Untuk prangko, dibanderol antara Rp. 20.000,- hingga Rp. 100.000,- per set. Sedangkan untuk sampul hari pertama, carik kenangan, dan benda filateli lainnya memiliki harga yang lebih mahal, berkisar antara Rp. 5.000,- hingga  Rp. 100.000,- per set. Karena jumlahnya yang terbatas, wajar bila para filatelis melahap habis stok benda-benda filateli yang beredar, khususnya penerbitan seri tertentu. Sampul Hari Pertama (SHP) adalah alternatif benda filateli terbaik yang layak dikoleksi setelah prangko. SHP adalah benda filateli berupa amplop berukuran standar yang diterbitkan oleh PT. Pos Indonesia di hari yang sama dengan penerbitan seri prangko. Di bagian depan amplop SHP, terdapat desain grafis sesuai tentang tema penerbitan prangko. Selain itu, amplop SHP telah ditempeli dengan seri prangko dan dibubuhi cap "hari terbit pertama" yang memuat kota dan tanggal penerbitan seri prangko tersebut. SHP dilengkapi dengan lembar informasi penerbitan berupa brosur di bagian dalamnya. Brosur ini memuat spesifikasi teknis benda filateli yang diterbitkan secara detail, mulai dari ilustrator hingga jumlah cetak. Tidak ketinggalan, nomor seri penerbitan dibubuhkan di bagian belakang amplop SHP. Nomor seri penerbitan ini menjadi menarik karena ada beberapa nomor seri tertentu yang diminati kolektor. Hal ini dapat dilihat dari kombinasi angka yang dapat diterjemahkan sebagai angka unik bagi kolektornya. Misalnya, angka yang membentu pola berurutan (0001234), atau kombinasi menarik lainnya. Untuk memperoleh SHP, kita dapat mengunjungi langsung kantor pos besar terdekat di kota masing-masing atau berlangganan secara rutin melalui Divisi Filateli yang dikelola oleh PT. Pos Indonesia. Bingung dengan tempat penyimpanannya? Tidak perlu risau, sebab sudah banyak tempat penyimpan dokumen seukuran amplop yang dapat dibeli di toko buku tertentu. Kita dapat menggunakannya sebagai pengganti album khusus SHP yang dapat dibeli secara online di toko penyedia benda filateli. Ruang penyimpanan SHP juga disesuaikan dengan suhu normal, 18-24 derajat Celcius. Suhu tersebut menjamin koleksi SHP tetap terawat, sepanjang kriteria lain seperti kelembaban udara tetap dijaga pada kondisi normal. +Didik Yandiawan+ Sumber gambar: http://www.indianstampghar.com/2009/01/first-day-cover-motorcycles tulisan ini juga dapat dibaca di www.saya.didikyandiawan.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H