Hasrat berkesenian adalah DNA NAIF. Sejak pertama kali merilis album selftitled pada tahun 1998 di bawah bendera Bulletin Record, NAIF konsisten menghasilkan karya musik dan aksi panggung yang menghibur. Bukti nyata tersaji dari rilisan tujuh album utama (long play), ditambah masing-masing satu album berupa kumpulan hits terbaik, konser tunggal ("A Night at Schouwburg"), kumpulan lagu anak (“Bonbinben”), soundtrack film, album tribute, dan satu lost tape (konon akan dinamai “Superstar Fever”). Ditinggalkan oleh personel utama (Chandra, keyboard) pada 2003 tak membuat NAIF berhenti berkarya. NAIF bahkan semakin tangguh dalam kebersamaan hingga usia ke-17.
Bermain Bersama Di Dalam Satu Band
Hard Rock Café Jakarta, 22/10, dipadati KawaNAIF dan pencinta musik yang menanti kejutan special di konser bertajuk 17th anNAIFersary: “Bermain Bersama Di Dalam Satu Band”. T-shirt dan pick gitar dengan tulisan “David Pepeng Emil & Jarwo - 17th anNAIFersary: Bermain Bersama Di Dalam Satu Band” disediakan gratis khusus untuk 300 pembeli tiket pertama. Maka tak heran jika sejak pukul 19.00 WIB, penonton mulai memadati area panggung utama. Menjelang konser dimulai pada pukul 22.00 WIB, penonton merapat ke bibir panggung. Keriuhan membahana dalam campur baur ekspektasi setiap penonton selama menanti penampilan NAIF.
[caption id="attachment_212733" align="aligncenter" width="300" caption="Tiket Simbolis Berupa Pic Gitar "][/caption] Aktor utama yang dinanti akhirnya mementaskan parade lagu dari seluruh album. Seluruh personel NAIF mengenakan t-shirt bertuliskan nama mereka, sama seperti t-shirt yang dibagikan kepada 300 pembeli tiket pertama konser mereka. NAIF membuka penampilan dengan membawakan lagu "NAIF: Bermain Bersama Di Dalam Satu Band Part. 1" dan "Piknik '72". David (vokal) terkesima ketika koor massal tercipta sejak "Piknik '72' dibawakan. Davidpun spontan memberikan banyak ruang kosong dalam lagu tersebut untuk dinyanyikan bersama, khususnya pada verse dan refrain. Jarwo (gitar), Emil (bass), Pepeng (drum), dan Krisna (keyboard) tak lupa mengekspresikan kegembiraan mereka ke arah penonton yang mengelu-elukan NAIF. "Jikalau" dan "Jauh" menjadi lagu berikutnya yang melambungkan kenangan penonton pada era kejayaan album "Titik Cerah" (2003) dan "selftitled" (1998). Dua lagu tersebut juga menjadi sandi tentang konsep konser NAIF malam itu. Ternyata, tak ada satupun setlist yang disiapkan secara khusus untuk konser. NAIF membawakan lagu-lagu dalam versi dan aransemen yang berbeda dengan versi album. David, Pepeng, Emil, dan Jarwo berkali-kali menghampiri kerumunan KawaNAIF dan penonton yang membaur. Sekedar bertanya, "mau request lagu apa lagi, nih?" Penonton berebut adu kencang dalam meneriakkan judul lagu, bahkan dengan ekspresi dan gerak tubuh. David berpenampilan elegan dengan mengenakan kaca mata hitam, jeans dan kemeja biru laut, serta jual pesona dengan memainkan gitar akustik Yamaha berwarna putih gading. Jarwo tampil percaya diri dengan kemeja abu-abu dan menenteng gitar Gibson berwarna merah bata. Ia membiarkan rambut panjangnya yang mulai beruban tergerai mengabdi pada gravitasi. Emil tampil kasual dengan jeans,kaos hitam dan topi fedora. Ia piawai memainkan bass Rickenbacker, mengimbangi performa personel lainnya. Pepeng juga tak mau ketinggalan unjuk kebolehan dari balik drum kit-nya. Dibalik penampilan mereka yang bersahaja, NAIF dengan senang hati melayani permintaan penonton untuk memainkan lagu tertentu. Terhadap permintaan tersebut, NAIF menyikapinya secara spontan. Walaupun di beberapa lagu yang lama dan jarang dimainkan, mereka harus berembuk meminta persetujuan satu sama lain. Lagu enerjik dan membahagiakan seperti "Kuda Besi", "Itulah Cinta", "Kontak Jodoh", "Johan dan Enni", "Elton John", dan "Karena Kamu Cuma Satu" menjadi repertoar selanjutnya. Tema galau menjadi penyeimbang di sesi berikutnya. NAIF melantunkan lagu bertema sendu seperti "Benci untuk Mencinta", "Buta Hati", "Sepi", "Di Mana Aku Di Sini" , dan "Nyali" yang disambut dengan nyanyian sepenuh hati dari penonton. Repertoar ini mengantar perjalanan konser menuju acara kejutan yang dinanti-nanti. Tiup Lilin dan Pernyataan Sukacita
NAIF mendapat kejutan istimewa dari Hard Rock Cafe Jakarta. Tepat pukul 23.30 WIB, cake bertudung deretan lilin warna-warni dipersembahkan kepada David dkk. Para personel NAIF berkumpul bersama di tengah panggung. NAIF didaulat untuk meniup lilin dan berdoa bersama. Selain itu, memorabilia berupa piagam berisi tanda tangan dan ucapan selamat diserahkan kepada NAIF. Ketika ditanya tentang perasaan mencapai usia ke-17, David memberi pernyataan humor bahwa mereka sudah boleh menonton film rating dewasa. Penonton tak kuasa menahan tawa.
[caption id="attachment_212727" align="aligncenter" width="300" caption="Bermain bersama Di Dalam Satu Band"]
[caption id="attachment_212790" align="aligncenter" width="300" caption="Cover album NAIF koleksi saya ditandatangani mas Fajar "]
Tracklist Konser 17th anNAIFersary: “Bermain Bersama Di Dalam Satu Band”
1. NAIF: bermain bersama di dalam satu band part 1
2. piknik '72
3. jikalau
4. jauh
5. kuda besi
6. kontak jodoh
7. itulah cinta
8. johan dan enni
9. elton john
10. karena kamu cuma satu
11. benci untuk mencinta
12. buta hati
13. dia adalah pusaka sejuta umat manusia yang ada di seluruh dunia
14. lagu wanita
15. sepi
16. dimana aku di sini
17. nyali
--------- tiup lilin ------
18. sekali layar
19. ajojing
20. televisi
21. superstar
22. mesin waktu
23. senang bersamamu
24. curi-curi pandang
25. uang
26. katakana iya
27. tersenyumlah
28. pujaan hati
29. air dan api
30. aku rela
31. NAIF: bermain bersama di dalam satu band part 2
---encore---
32. mobil balap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H