Mohon tunggu...
Didik Supriyadi
Didik Supriyadi Mohon Tunggu... Guru - guru jawa

ngawula marang Gusti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Kartun sebagai Media Pembelajaran Bahasa Jawa untuk Berdialog Dengan Undha Usuk Jawa

27 November 2023   12:18 Diperbarui: 27 November 2023   12:28 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

PEMANFAATAN KARTUN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA

UNTUK BERDIALOG DENGAN UNDHA USUK BASA

 

 

 

BEST PRACTICE

 

 

 

Disusun Oleh : Didik Supriyadi,S.Pd

 

NIM                : 23531163

 

JURUSAN     : Bahasa Jawa

 

LPTK             : UPGRIS

 

SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN

 

Jl. Senjoyo IV No.1 No 3, Krajan Dua, Bener, Kec. Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50775

 

https://www.tunasharapan.info/official/

 

JUDUL BEST PRACTISE

  •  
  • PEMANFAATAN KARTUN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA UNTUK BERDIALOG DENGAN UNDHA USUK BASA

  • PENDAHULUAN

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa Daerah yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia, bahasa Jawa memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting. Bahasa Jawa memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan daerah, lambang identitas daerah, dan lambang keragaman budaya serta bahasa yang dimiliki negara ini. Selain itu bahasa Jawa juga berperan sebagai strategi pembentuk budi pekerti sekaligus pembentuk karakter manusia yang santun dan bermartabat sesuai dengan budaya Timur.

 Hal itu nampak disekolah SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, dimana keseharian peserta didik sering menggukan bahasa jawa yang menjadi kebiasaan mereka tanpa melihat siapa lawan berbicara. Hal ini sangatlah memprihatinkan dan perlu adanya terobosan pembelajaran Bahasa jawa jhususnya dalam hal berbahasa jawa dengan benar.

 

  • PEMBAHASAN

 Salah satu referensi Penulisan esai menggunakan prinsip STAR, mencakup hal-hal di bawah ini

 

Situasi

Masalah yang terjadi pada kondisi pembelajaran bahasa jawa di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan yaitu peserta didik mengalami kesulitan dalam berbicara menggunakan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa. Hal tersebut dapat diketahui melalui beberapa faktor yang mempengaruhinya sebagai berikut:

Peserta didik tidak tertarik dengan materi undha usuk/unggah-ungguh basa jawa. Dapat diketahui dari hasil survei siswa yang rendah. Hal ini ditunjukkan pada hasil pretest di link https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeEHTnp3cSlbcsTvEJNkDUSwMBnFGJtfuINR02st4-e_sZoLA/viewform?usp=sf_link yang dikerjakan oleh siswa.

Peserta didik kurang menguasai penggunaan bahasa jawa ragam krama karena kurang terbiasa praktik berbicara,

perbendaharaan kata bahasa Jawa siswa kurang,

siswa sering keliru dalam pemilihan kata yang sesuai dengan unggah-ungguh.

siswa belum terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari,

Guru belum menerapkan model-model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa,

Guru belum menggunakan media pembelajaran berbasis IT yang menarik perhatian siswa. (Kurang memanfaatkan TPACK dalam kegiatan pembelajaran).

Praktik Pembelajaran ini sangat penting dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran Bahasa Jawa. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang sulit dipahami, serta meningkatkan hasil belajar siswa. Media berbasis IT yang disusun guru juga dapat menarik perhatian siswa sehingga motivasi belajar meningkat sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru. Selain itu, metode-metode pembelajaran yang diterapkan guru dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena saya kira banyak rekan guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan yang saya alami., sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain.

Tantangan

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab masalah siswa mengalami kesulitan dalam berbicara menggunakan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa diantaranya :

  • Kurangnya kosa kata bahasa Jawa yang dimiliki oleh siswa.
  • Peserta didik kurang penguasaan dalam pemilihan kata dalam penggunaan undha usuk/ unggah-ungguh basa jawa.
  • Guru masih mengajar hanya dengan cara ceramah.
  • Penggunaan media pembelajaran yang kurang inovatif sehingga minat peserta didik rendah.

Siapa saja yang terlibat?

Adapun yang terlibat dalam hal ini dapat disebutkan diantaranya:

Sumber daya Manusia

  • Guru Bahasa Jawa

Peran guru mapel bahasa jawa sebagai pengajar masih menggunakan cara konvensional dengan hanya metode ceramah dan tidak menggunakan media pembelajaran yang inovatif.

  • Siswa

Peran siswa sebagai peserta didik masih minimnya penguasaan berbahasa jawa dan menganggap bahwa bahasa jawa sebagai pelajaran yang sulit.

  • Orang tua

Orang tua menyerahkan sepenuhnya pengajaran bahasa jawa kepada sekolah sehingga kurang memperhatikan siswa.

  • Teman Sebaya

Siswa memiliki teman sebaya yang dapat memicu tinggi atau rendahnya keinginan siswa dalam belajar.

  • Kepala sekolah dan guru mata pelajaran lain

Kepala sekolah dan guru mata pelajaran lain memberikan motivasi agar pelajaran bahasa jawa dapat terus berkembang dengan menyediakan waktu dan kolaborasi agar pelajaran bahasa jawa dapat berkontribusi dalam pembentukan karakter siswa.

Aksi

  • Langkah-langkah yang dilakukan guna menghadapi tantangan
  • Langkah-langkah yang dilakukan guna menghadapi tantangan berbagai permasalahan siswa tentang pembelajaran undha usuk/unggah-ungguh basa jawa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu melakukan identifikasi permasalahan dikelas, selanjutnya mengeksplorasi penyebab permasalahan tersebut. Guru melakukan wawancara dengan narasumber berkaitan dengan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan. Dari berbagai alternatif solusi dapat disimpulkan langkah-langkah dan strategi yang dilakukan yaitu : Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran PjBL (Projec Besed Learning). Permasalahan siswa kesulitan berbicara menggunakan undha usuk/ unggah ungguh basa jawa mampu teratasi dengan menggunakan model pembelajaran PjBL.
  • Strategi pemilihan metode:
  • Strategi pemilihan metode pembelajaran yang inovatif (kombinasi dubbing/isi suara sebagai mode role playing) dalam identifikasi masalah ini adalah penggunaan metode Project Based Learning (PjBL) yang berpusat pada proyek kegiatan sebagai sarana pembelajaran dengan dubbing video kartun menggunakan Bahasa jawa yang menerapkan undha usuk/ unggah-ungguh basa jawa yang sesuai sehingga meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis dan keaktifan siswa terjadi dalam pembelajaran.
  • Proses pemilihan metode inovatif
  • Proses pemilihan metode inovatif yang dilakukan guru, dimulai dengan guru membaca modul tentang pembelajaran inovatif yang didalamnya terdapat model Project Based Learning (PjBL) yang mengintegrasikan TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge) yang dapat dipahami bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan teknologi.
  • Sumber daya guru dalam pemilihan metode inovatif
  • Sumber daya guru dalam pemilihan metode inovatif adalah dengan penguasaan sintak pembelajaran Project Based Learning (PjBL), pada setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
  • Peningkatan motivasi siswa
  • Strategi yang dilakukan guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan merancang pembelajaran berpusat pada siswa dalam hal ini guru merancang modul ajar materi undha-usuk/unggah-ungguh basa jawa yang berpusat pada siswa.
  • Proses pengembangan modul ajar yang berpusat kepada siswa, guru menentukan kegiatan apa saja yang mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
  • Sumber daya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah penguasaan guru terhadap pembuatan modul ajar dan kegiatan-kegiatan didalamnya yang berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
  • Pemilihan media pembelajaran
  • Strategi yang dilakukan guru untuk pemilihan media pembelajaran dalam identifikasi masalah di atas adalah penggunakan media google form, salindia, KHOOT, dan audio visual berupa video youtube.
  • Proses pembuatan media
  • Proses pembuatan media adalah sebagai berikut:

Salindia dengan menggunakan evek visual canva yang menarik perhatian siswa, pertama guru mempelajari dan merangkum penguasaan isi materi undha usuk atau unggah-ungguh basa jawa dalam bentuk salindia canva kemudian mengupload media tersebut dalam youtube, membagakan link youtube tersebut kepada siswa, kemudian mempresentasikan dengan banyak melakukan tanya jawab, penggunaan media yang dibagikan dalam bentuk link https://drive.google.com/file/d/1jaFCNJu7-OZR_e1AF1qAuJgQQmcLSfOh/view?usp=sharing dapat dengan mudah diakses oleh siswa juga sebagai video pembelajaran, materi tersebut dapat diulang dan dipelajari siswa kembali apabila pemaparan materi telah selesai.

Video pembelajaran berupa contoh percakapan menggunakan unggah-ungguh basa jawa dengan metode role playing yang disajikan pada link https://youtu.be/l4dUg5__Q2I sehingga dapat memotivasi siswa membuat kreativitas video basa jawa.

Media KHOOT sebagai media pembelajaran pada link  https://create.kahoot.it/share/lembar-kerja-undha-usuk-basa-jawa/0f83071e-4448-4d32-9c42-804b73b61f73 yang memotivasi siswa agar senang terhadap materi undha usuk/unggah-ungguh basa jawa.

Sumber daya guru dalam membuatan media

  • Sumber daya guru dalam pembuatan media ini, adalah penguasaan materi undha usuk, sebagai pemimpin dalam pembelajaran dengan merancang, mengkoordinasi siswa agar dapat belajar bersama. Guru berperan dalam membimbing siswa untuk dapat membuat media pembelajaran bersama yang merupakan video contoh hasil dubbing hasil belajar bersama https://youtu.be/1a61305Rg7U?si=mx1KJvVT8hRlzuhh
  • Bagaimana prosesnya?
  • Berbagai proses kemudian diterapkan dalam praktik pembelajaran PPL2 dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
  • PERTEMUAN 1

Pendahuluan:

Peserta didik menjawab salam guru dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran dengan dipimpin salah satu peserta didik.

Peserta didik menjawab presensi dan kesiapan belajar.

Peserta didik menyimak dan merespon appersepsi dengan menjawab pertanyaan berkaitan materi. (analisis formatif  awal)

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeEHTnp3cSlbcsTvEJNkDUSwMBnFGJtfuINR02st4-e_sZoLA/viewform?usp=sf_link

Ice breaking (menyanyikan lagu bernuansa jawa)

Peserta didik bersama dengan guru membuat kesepakatan kelas pada jam pembelajaran dalam hal tata tertib (KSE Kesadaran Diri-pengelolaan diri dalam tata tertib)

Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Kegiatan Inti:

Sintak Project Based Learning (PJBL)

Tahap 1 Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)

Peserta didik maupun guru secara interaktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan mendasar terkait apa yang harus dilakukan terhadap topik materi (pertanyaan pemantik), rencana proyek dan teknis pelaksanaan pembelajaran. (penerapan profil PPP berkebinekaan global/ mendalami budaya)

Pertanyaan pemantik:

a.    Sinten ingkang mangertos babagan trap-trapan/ undha usuke basa jawi?

b.    Nah, cobi kula nyuwun pirsa sinten menawi ing griya matur kalih tiyang sepah ngangge basa karma?

Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Peserta didik menyimak materi unggah ungguh Basa Jawa melalui media salindia https://drive.google.com/file/d/1jaFCNJu7-OZR_e1AF1qAuJgQQmcLSfOh/view?usp=sharing

Tahap 2 Menyusun perencanaan proyek (design project)

Peserta didik menyimak video contoh penggunaan undha usuk basa yang tepat melalui proyektor video (Saintifik TPACK) https://www.youtube.com/watch?v=s5l3CexTbSs

Peserta didik dibagi menjadi 7-8 orang perkelompok setelah menoton video tentang undha usuk. (KSE membangun relasi)_(diferensiasi proses)

Peserta didik bekerjasama dalam kelompok menganalisis kaidah penggunaan unggah ungguh basa yang dipakai dari video yang disimak (C4)

Peserta didik maupun guru secara interaktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan terkait video yang telah disimak (penerapan profil PPP berkebinekaan global/ mendalami budaya)

Bekerja sama dalam kelompok mencari informasi lebih tentang materi yang diberikan dalam kelompoknya dan mengevaluasi kesalahan pemakaian bahasa yang dipakai dalam video. (C5-PPP)

Peserta didik bertanya jawab tentang materi undha usuk dan mengungkapkan pendapatnya dengan santun jika ada rekannya yang  salah. (PPP)

Peserta didik mengerjakan link LKPD yang diberikan guru melalui aplikasi KAHOT. (asesemen formatif berbazis TPACK) https://create.kahoot.it/share/lembar-kerja-undha-usuk-basa-jawa/0f83071e-4448-4d32-9c42-804b73b61f73

Tahap 3 Menyusun jadwal (create schedule) 

Peserta didik bersama guru membuat kesepakatan jadwal penyelesaian proyek.

Tahapan kegiatan antara lain:

- mencari video kartun yang diminati untuk dijadikan bahan proyek. (diferensiasi proyek)

- Pengeditan video menggunakan media aplikasi capcut dengan durasi maksimal 2 menit/video. (Saintifik TPACK)

- membuat narasi untuk mengisi suara dubbing (4 jenis pacelathon penerapan unggah ungguh)

- naskah dikonsultasikan pada guru untuk evaluasi dan revisi,

Peserta didik diminta untuk membuat percakapan yang mengimplementasikan undha usuk basa jawa sesuai perintah di LKPD untuk dijadikan bahan percakapan dalam video. (C6)

Penutup:

Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Peserta didik melakukan refleksi pembelajaran memuat apa dipelajari, apa yang belum dipelajari, apa yang ingin dipelajari, bagian mana yang paling disukai, antara membuat sebuah drama atau dubbing video, serta bagaimana perasaan mereka setelah pembelajaran.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya

Guru menutup kelas

PERTEMUAN 2

Pendahuluan:

Memberi salam,berdo'a

Pengenalan dan mengabsen Peserta didik

Memastikan kesiapan fisik dan psikis Peserta didik

Memberikan pertanyaan awal terkait pembelajaran yang telah di lakukan minggu lalu

Menyampaikan alur pembelajaran hari ini.

Kegiatan Inti:

Tahap 4 Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)

Peserta didik dengan dipantau dan dibimbing oleh guru melakukan diskusi kelompok terkait video yang diedit dan naskahnya yang dikerjakan dalam LKPD (penerapan profil bernalar kritis) (critical thinking and problem solving) (HOTS).

Peserta didik menunjukan hasil proyek sementara yang dikerjakan. (selesai/belum selesai)

Guru menanyakan apakah tugas yang di berikan sudah di buat dan diselesaikan dengan baik

Tahap 5 Penilaian hasil (assess the outcome)

Video yang telah selesai diedit sesuai kreativitas kelompok hingga diperoleh video yang layak unggah (penerapan profil kreatif) (creativity and innovation)

Kelompok peserta didik mengunggah video yang telah diedit ke dalam youtube/IG/Tiktot.

Peserta didik menyajikan video hasil proyeknya melalui  proyektor

Guru memberikan penilaian proyek yang berupa video youtube/IG/Tiktok praktik undha usuk basa sesuai dengan instrumen yang telah dibuat.

Tahap 6 Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)

Peserta didik menyampaikan pesan kesan dalam proses pembuatan proyek video praktik undha usuk basa

Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil proyek

Peserta didik bersama Guru memberikan apresiasi berupa pujian dan tepuk tangan bersama atas kinerja yang telah dilakukan para kelompok peserta didik

Penutup:

Peserta didik bersama guru mengambil kesimpulan dan refleksi

Peserta didik menerima waktu untuk bertanya

Peserta didik menerima informasi kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

Peserta didik berdoa dan guru menutup pelajaran.

Refleksi

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan adalah hasilnya berhasil dan efektif sehingga dapat dilihat dari:

Penggunaan media berbasis TPACK ini sangat membantu pemahaman siswa akan penguasaan berbahasa Jawa dalam materi berbicara menggunakan undha usuk / unggah-ungguh basa jawa, dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran siswa dengan nilai diatas nilai ketuntasan minimal.

Pemilihan metode berbasis saintifik project yang inovatif sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa terlihat dari kegiatan siswa yang aktif saat pembelajaran

Pemilihan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) menumbuhkan berfikir kritis siswa terlihat dari tanggapan dan jawaban yang dilontarkan kepada guru saat pembelajaran

Desain kegiatan yang berpusat pada siswa sangat meningkatkan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar

Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif?

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode kombinasi dubbing sebagai penerapan dubbing kombinasi role playing berbasis proyek hasilnya efektif meningkatkan hasil belajar diketahui dari hasil postest dalam link https://forms.gle/kYtxBsJBVgL2xGyA6 dan hasil proyek pembuatan video dengan undha-usuk basa jawa dalam link https://youtu.be/1a61305Rg7U?si=mx1KJvVT8hRlzuhh

Hasil tidak efektif apabila terdapat indikator sebagai berikut:

Peserta didik tidak menggunakan undha usuk/unggah-ungguh basa jawa sesuai dengan stratifikasinya dalam dubbing video

Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini indikatornya sebagai berikut:

Penggunaan model project based learning (PjBL), peserta didik secara berkelompok dapat dengan mudah berdialog menggunakan undha usuk/ unggah ungguh basa jawa.

Penggunaan berbagai media termasuk video membuat peserta didik lebih tertarik dan lebih mudah memahami materi undha usuk/unggah ungguh basa jawa.

Penggunaan media googleform sebagai pretes dan postes membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, peserta didik tidak merasakan jenuh selama mengikuti pembelajaran ini.

Adapun faktor yang menjadi ketidakberhasilan dalam aksi ini indikatornya sebagai berikut:

Penggunaan model project based learning (PjBL), peserta didik secara berkelompok tidak dapat dengan mudah berkoordinasi dan berdialog menggunakan undha usuk/ unggah ungguh basa jawa.

Penggunaan berbagai media termasuk video membuat peserta didik tidak lebih tertarik dan tidak lebih mudah memahami materi undha usuk/unggah ungguh basa jawa.

Peserta didik dalam mengerjakan pretes dan postes tidak senang

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

Pembelajaran yang bisa diambil dari seluruh proses ini antara lain untuk mengajar dengan baik perlu menganalisis permasalahan yang dialami para siswa didapati bahwa siswa kesulitan dalam menggunakan unggah-ungguh basa jawa, selanjutnya pada proses menganalis solusi dengan menetapkan media-media pembelajaran yang dapat memotivasi semangat belajar dan memicu kreatifitas siswa, berikutnya dengan membuat perencanaan dengan baik dan matang sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran, serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan. Pada keseluruhan proses pembelajaran dengan metode role playing berbasis proyek secara keseluruhan terbukti berhasil meningkatkan hasil belajar dari hasil video dalam link https://youtu.be/1a61305Rg7U?si=mx1KJvVT8hRlzuhh dan postest dalam link https://forms.gle/kYtxBsJBVgL2xGyA6

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun