Mohon tunggu...
Dik Pri
Dik Pri Mohon Tunggu... -

Lulusan yang baru cukup umur.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BRI Bakal Rugi di Bisnis Satelit

24 Juli 2014   20:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:20 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Baru-baru kemarin dan untuk pertama kalinya di Indonesia, sebuah bank plat merah menuai kontroversi karna pembelian sebuah satelit yang kemudian dinamakan BRIsat. Aksi pembelian satelit oleh bank BRI ini dianggap tidak cocok dengan infrastruktur bank BRI sekarang. Karna bank BRI adalah bank yang belum fokus pada payment sistem. Bisa dibilang kalau pembelian satelit BRIsat ini hanya akan berujung pada kegagalan dan jauh dari laba. Kenapa? Mari kita bahas.

Pemerintah beranggapan dengan kepemilikan sebuah satelit, BRI akan memperoleh untung dalam 5 tahun kedepan. Seharusnya, menurut pengamat perbankan Deni Daruri BRI sebelumnya mempersiapkan dan fokus dalam peningkatan fasilitas ATM dan sistem pembayaran terlebih dahulu. Barulah BRI memasuki tahap membeli satelit. Jadi, sangat aneh untuk BRI saat ini membeli satelit dengan infrastruktur yang belum mengalami peningkatan dalam payment system yang lebih baik. Semua orang pun tau kalau hal yang dikerjakan terburu-buru maka hasil akhirnya nanti akan jauh dari maksimal bahkan berakhir gagal.


"Ya masalahnya keuntungan yang diperoleh BRI belum teruji. Itu kan masalahnya di atas kertas yang disajikan BRI, mereka belum teruji dengan sistem pembayaran yg canggih,” ujar Deni di Jakarta, selasa lalu.

Jadi kemungkinan BRI untuk meraup untung dari pembelian satelit ini rasanya akan sulit. Bukan karna saingan bisnis dalam bisnis satelit itu sendiri melainkan ketidaksiapan BRI dalam infrastruktur sistem pembayaran dan terburu-burunya BRI dalam melakukan pembelian satelit. Belum lagi untuk masalah pengoperasian dan perawatan satelitnya sendiri. Karna BRI sendiri adalah pemain baru di bisnis satelit sementara satelit yang dibeli BRI bukanlah kapasitas untuk seorang pemain baru di sektor bisnis ini.


“BRI itu belum siap infrastrukturnya. Kelebihan pwernya tidak digunakan dengan kapasitasnya,” ujar Deni menambahkan.

Tapi menurut Gatot yang menjabat sebagai Deputi Bidang Jasa Keuangan dan Jasa Lainnya Kementrian BUMN mengatakan jika kontroversi yang dituai BRI saat ini dikarenakan pembelian satelit oleh bank plat merah adalah pertama kalinya di Indonesia. Menurutnya, pembelian satelit sama saja dengan perusahaan yang selama ini menyewa provider dari perusahaan lain. Mungkin beliau lupa dengan kepemilikan satelit, maka pengoperasian dan maintenace sebuah satelit membutuhkan perhatian yang lebih ketimbang menyewa provider dari perusahaan lain.

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun