Sistem Politik dan Pemerintahan Dinasti Fatimiyah: Inspirasi bagi Politik Modern

Dinasti Fatimiyah dimulai tahun 909 M di Ifriqiyah oleh Abdullah al-Mahdi Billah, dengan Kairo menjadi pusatnya sejak 969 M. Sistem pemerintahan ini adalah teokratis, di mana khalifah memiliki kekuasaan spiritual dan politik, dengan bantuan wazir. Fatimiyah terkenal karena toleransi beragama, memajukan ilmu pengetahuan melalui Universitas Al-Azhar, dan menerapkan kebijakan ekonomi yang membuat Mesir jadi pusat perdagangan. Pemerintahan mereka fokus pada keadilan dan inklusivitas, menjadikannya salah satu kekhalifahan yang paling berpengaruh di sejarah Islam.

Sistem pemerintahan Fatimiyah juga tidak luput dari satu sorotan yaitu disiplin dalam mengakomodasi keragaman masyarakat. Meskipun kekhalifahan ini syiah ismailiyah namun mereka masih memberi kebebasan kepada penduduk Islam sunni, beragama Kristian dan Yahudi. Kebijakan sedemikian Melahirkan simpati sosial dan menghindarkan adanya bentrokan yang tidak diperlukan dan yang boleh membahayakan politik negara. Keterbukaan demikian adalah sebagian dari cerminan nilai-nilai Islam itu sendiri di mana pluralisme dihargai.

Salah satu hal yang paling mencolok untuk diamati dari dinasti Fatimiyah adalah bahwa rezim mereka dibangun di atas prinsip-prinsip yang menghormati keadilan, toleransi, dan dukungan untuk rakyat. Bagi dunia modern, model politik Fatimiyah menggambarkan bagaimana suatu negara dapat beroperasi dengan sukses dalam lingkungan saling ketergantungan yang konstruktif dan manajemen sumber daya manusia yang bijaksana. Nilai-nilai ini penting untuk diterapkan dalam lingkup politik dan pemerintahan di dunia saat ini.